Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram - Usai menunaikan puasa sunnah selama enam hari di bulan Syawal atau tujuh hari setelah perayaan Idul Fitri, masyarakat Lombok, khususnya di Lombok Barat menggelar tradisi Lebaran Ketupat atau Lebaran Topat pada Sabtu, 29 April 2023. Tradisi ini sama istimewanya dengan Lebaran pada 1 Syawal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Dinas Pariwisata Lombok Barat, Lebaran Idul Fitri 1 Syawal sering disebut sebagai Lebaran Mame. Mame adalah bahasa Sasak dari laki-laki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun Lebaran Topat sering disebut Lebaran Nine atau dalam bahasa Sasak berarti perempuan. Kedua Lebaran itu merupakan simbol dari dua jenis manusia sesuai kodratnya.
Kegiatan Lebaran Topat
Jika momen Idul Fitri biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk saling mengunjungi atau bersilaturahmi dengan sanak keluarga, pada momen Lebaran Topat masyarakat Lombok biasanya serentak membuat hidangan dengan menggunakan ketupat sebagai sajian utamanya. Di hari itu pula, hampir sebagian besar masyarakat merayakannya dengan ziarah makam dan berwisata bersama keluarga sambil makan ketupat.
Di Lombok Barat, Lebaran Topat diawali dengan ziarah makam. Pemimpin daerah, yakni Bupati Lombok Barat beserta anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat melakukan ziarah makam di Makam Batu Layar yang merupakan makam salah satu tokoh penyebar agama islam di Lombok pada zaman terdahulu. Tujuan ziarah makam adalah pendekatan kepada Allah.
Rombongan menuju Makam Batu Layar menggunakan kendaraan tradisional Lombok, yakni cidomo. Digunakannya cidomo ini sebagai cara untuk mengingatkan kembali bagaimana para leluhur terdahulu dari berbagai pelosok datang ke Batu Layar dengan menggunakan alat transportasi tradisional ini pada saat Lebaran Topat.
Sebagaimana tradisi ziarah makam, seorang tokoh agama terlebih dahulu memimpin alunan selakar dengan syair-syair Islami yang dilanjutkan dengan zikir dan doa. Usai berdoa, bupati dan rombongan kemudian melanjutkannya dengan bejenjam atau seraup (bahasa Sasak membasuh muka). Tradisi membasuh muka ini sebagai manifestasi dari keyakinan bahwa air adalah untuk mensucikan.
Setelah berziarah, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Pantai Duduk 3 yang merupakan lokasi digelarnya perayaan Lebaran Topat. Rombongan bupati disambut oleh masyarakat dengan iringan kesenian musik Hadrah dan berbagai atraksi kesenian Lombok.
Sebagai puncak acara, bupati dan wakil bupati selaku pimpinan tertinggi daerah secara simbolis melakukan pemotongan Ketupat Utama atau Ketupat/Topat Agung. Masyarakat kemudian diperbolehkan mengambil gunungan ketupat utama beserta lauk pauk khas Lombok yang telah disiapkan untuk dinikmati bersama.
Pada setiap perayaan Lebaran Topat, jumlah topat yang disusun menggunung pada Topat Agung jumlahnya disesuaikan dengan tahun Hijriah pada hari perayaan Lebaran Topat di tahun bersangkutan. Jika perayaan tahun ini jatuh pada tahun 1444 Hijriah, maka jumlah gunungan ketupat yang tersusun juga sejumlah 1.444 buah ketupat.
Gunungan Topat Agung tersebut merupakan kreasi dari para pemuda Dusun Duduk Bawaq yang tergabung dalam Generasi Muda Pade Angen atau Gempa.
Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid berharap momen lebaran seperti saat ini mampu membangkitkan optimisme dan bisa memotivasi untuk menciptakan situasi kondisi yang lebih baik. "Insya Allah ini adalah cerminan dari kita bahwa pariwisata di Lombok Barat siap bangkit dan pelaku pariwisata di Lombok Barat siap berkolaborasi tentunya dengan seluruh stakeholder dan keterlibatan semua pihak," kata dia.
Setiap tahunnya, perayaan Lebaran Topat selalu menampilkan pertunjukan kesenian daerah hingga lomba dulang pesaji yang diikuti oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) se-Lombok Barat. Lebih spesialnya lagi, pada perayaan kali ini juga menampilkan Lomba Gunungan Topat yang diikuti oleh para pelaku usaha pariwisata yang ada di Lombok Barat.
"Mudah-mudahan nanti se-Pulau Lombok memiliki perwakilan dalam lomba dulang pesaji ini," kata Fauzan.
Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat Jamaluddin Maladi memberikan apresiasi tinggi pada penyelenggaraan event Lebaran Topat di Lombok Barat ini. Selain karena keunikannya, event ini mampu memberikan dampak ekonomi secara langsung terhadap masyarakat.
"Menurut kami kegiatan ini nanti akan kita coba untuk diusulkan dalam kalender event Kemenpar yakni KEN (Karisma Event Nusantara)," ujar Jamaluddin.
Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat Fajar Taufik mengatakan event Lebaran Topat mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya para pelaku UMKM yang ada di Lombok Barat. Sekitar 22 UMKM khususnya kuliner diberikan kesempatan untuk menjajakan produk-produk mereka pada event ini. "Bahkan ada yang dari Mataram juga ikut meramaikan Lomba Gunungan Topat hari ini," kata Fajar.
Pilihan Editor: Vakum Tiga Tahun karena Pandemi, Lebaran Topat di Lombok Barat akan Digelar Pemerintah Lagi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.