Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebulan sebelum Hari Raya Nyepi, para pemuda di banjar (desa adat) di Bali mulai sibuk membuat Ogoh-ogoh. Mereka membuat bentuk-bentuk makhluk mitologi yang menyeramkan, sebagai representasi Bhuta Kala – kekuatan alam semesata yang cenderung jahat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bentuknya, tentu seram, perpaduan iblis dan monster dalam mitologi rakyat Bali. Namun, budaya pop menjalar pula dalam rupa patung Ogoh-ogoh, dari politikus, artis, hingga teroris – yang sebenarnya menyimpang dari pakem Ogoh-ogoh. Lalu dari mana asal nama Ogoh-ogoh? Kata itu berasal dari ogah-ogah dalam bahasa Bali, yang artinya menggoncang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arak-arakan Ogoh-ogoh memang digoncang-goncangkan agar patung-patung itu turut bergerak-gerak. Sehari sebelum Hari Raya Nyepi, Ogoh-ogoh diarak, lalu di ujung arak-arakan patung-patung ini dibakar. Untuk mencerminkan kesucian diri menyambut Hari Nyepi. Kreasi luar biasa dalam pembuatan patung itupun musnah.
Museum Ogoh-ogoh di Mengwi, Kabupaten Badung. Foto: @coreykennedyphoto
Dengan membakar ogoh-ogoh, umat Hindu telah siap memperingati Nyepi dalam keadaan suci. Di hari kesunyian itu, umat diharapkan untuk diam dan melakukan refleksi diri. Orang-orang tinggal di rumah dan tidak diizinkan untuk menggunakan lampu, menyalakan api, bekerja, bepergian atau menikmati hiburan.
Kini, kreativitas seni dalam membuat Ogoh-ogoh tersimpan rapi dalam museum kecil yang artistik. Museum Ogoh-ogoh di Mengwi, menampilkan patung-patung yang menjulang tinggi dari hantu-hantu dan monster-monster dalam mitologi Bali.
Pada malam tanggal 16 Maret setiap tahun, sehari sebelum festival tahunan Nyepi, penduduk setempat merayakan dengan memamerkan sosok Ogoh-Ogoh yang dibuat dengan tangan besar dan mengesankan sebelum membakar mereka. Setan mengambil bentuk tokoh dari legenda Hindu, dan ritual ini didasarkan pada tradisi untuk mengusir roh jahat.
Patung-patung setinggi lima meter yang mencerminkan Butha Kala yang biasa diarak sebeum Hari Raya Nyepi dipamerkan di Museum Ogoh-ogoh. Foto: @wiramamanuaba
Ogoh-ogoh yang disimpan di museum itu, membuat wisatawan seperti memasuki alam film horor. Lokasinya tak seberapa jauh dari Pura Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Sempatkan mampir ke pura bersejarah itu untuk melengkapi perjalanan Anda.