Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pekan Kebudayaan Nasional dimeriahkan dengan permainan tradisional seperti gasing, kelereng, sumpitan, bentengan. Permainan tradisional itu tak masuk dalam kompetisi. Namun sekadar untuk hiburan yang bisa dicoba oleh semua orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Yang membuat permainan tradisional ini menarik karena peserta seperti diajak ke masa lampau," kata Taufik Hidayat Suharto, selaku pelaksana teknis kompetisi permainan tradisional Pekan Kebudayaan Nasional, Jumat, 11 Oktober 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pekan Kebudayaan Nasional diadakan di Istora Senayan, Jakarta, pada 7 Oktober hingga 13 Oktober 2019. Acara yang dihelat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu, sengaja menghadirkan permainan tradisional sebagai hiburan rakyat.
Taufik menjelaskan bahwa permainan tradisional umumnya mengandung kearifan lokal. "Permainan tradisional sebagai sarana silaturahmi, masyarakat bisa merasakan kebahagiaan itu," ucapnya. Adapun tim pelaksana permainan rakyat ini adalah Komunitas Olahraga Tradisional Indonesia (KOTI).
"Permainan tradisional ini tak banyak lagi yang memainkan," kata Taufik yang juga perwakilan dari Komunitas Olahraga Tradisional Indonesia. Pengunjung kompleks Gelora Bung Karno yang ingin mencoba permainan tradisional ini, bisa mengunjungi Pekan Kebudayaan Nasional.
Kompetisi olahraga tradisional terompah panjang dalam Pekan Kebudayaan Nasional di kawasan Istora Senayan, Jakarta, Jumat, 11 Oktober 2019. TEMPO/Bram Setiawan
Pekan Kebudayaan Nasional merupakan yang pertama kali dihelat. Acara ini mengusung tema 'Ruang Bersama Indonesia Bahagia'. Tema tersebut mengacu stanza kedua lagu Indonesia Raya yang berbunyi “Marilah kita Mendoa, Indonesia Bahagia."
"Pekan Kebudayaan Nasional ini sebagai ruang interaksi masyarakat, ada banyak kegiatan," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid.