Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Pendaki Pemula Gunung Rinjani Tak Dianjurkan Lewat Jalur Torean

Pada pertengahan Maret lalu, jalur pendakian Gunung Rinjani kembali dibuka, namun dengan pembatasan jumlah kuota.

16 April 2022 | 19.04 WIB

Rute Torean lebih keras nan mistis dan jarang dilalui para pendaki. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Rute Torean lebih keras nan mistis dan jarang dilalui para pendaki. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Rinjani punya beberapa jalur naik dan turun bagi para pendaki. Sebuah jalur lawas yang baru diresmikan pada 2021, yaitu Torean, di Desa Loloan Kecamatan Bayan, Nusa Tenggara Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Kita tidak merekomendasikan Torean untuk wisatawan pemula,” kata Dwi Pangestu, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut Dwi, jalur pendakian Gunung Rinjani via Torean sebelumnya bukan jalur resmi seperti Senaru, Sembalun dan lainnya. Jalur itu biasanya digunakan warga adat setempat untuk melakukan upacara ritual di Danau Segara Anak.

“Kondisi jalurnya sangat berbahaya, melalui pinggiran tebing-tebing yang sangat curam,” kata Dwi di acara daring seminar nasional Pariwisata Berkelanjutan gelaran Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam Palawa Universitas Padjadjaran, Sabtu, 16 April 2022.

Pada pertengahan Maret lalu, jalur pendakian Gunung Rinjani kembali dibuka, namun dengan pembatasan jumlah kuota.

Menurut Dwi, ada pengalaman buruk sebelumnya terkait jumlah sampah dan membludaknya wisatawan gunung. Data mencatat untuk wisatawan nusantara yang mendaki Rinjani pada 2016 mencapai 62 ribuan orang.

Setelah itu jumlahnya menurun menjadi 43 ribuan (2017), 27 ribuan (2018) dan 8 ribuan (2019). Grafik jumlah wisatawan asing pun berkurang.

Dwi mengatakan faktor penurunan itu akibat dampak dari gempa 2018 dan kebakaran hutan pada 2019. Namun pada 2020 jumlah wisatawan lokal ke Rinjani melonjak sebanyak 19.263 orang.

Menurut Dwi, mereka umumnya kaum milenial yang diduga mengalami kejenuhan di rumah. “Terlalu lama masa pandemi dan tumbuh minat berwisata alam sebagai pemulihan psikologi,” ujarnya.

Tim Palawa Unpad yang terdiri dari Nadia Putri Chania dan Bilham Warmindi juga memberikan catatan soal jalur pendakian Torean berdasarkan hasil asesmen ke lokasi pada 27 Januari hingga 10 Februari 2022. Menurut tim, jumlah pendaki yang lewat jalur Torean mengalami peningkatan.

"Namun peningkatan minat pendaki via Torean tidak sebanding dengan aspek keselamatan dan keamanan pendakian,” ujar Bilham. Medan terjal hanya dibatasi oleh tali sehingga berpotensi bahaya. Menurut dia, di sana sempat terjadi kecelakaan yang membuat pendaki Gunung Rinjani sampai meninggal di jalur itu.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Ninis Chairunnisa

Ninis Chairunnisa

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus