Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Pola Kunjungan Wisatawan Berubah, Penjaga Pantai Gunungkidul Harus Siaga 24 Jam

Pantai-pantai di Gunungkidul Yogyakarta terkenal dengan ombak ganas yang menyimpan potensi bahaya baik palung dan arus balik

17 Februari 2025 | 10.40 WIB

Proses pencarian dan evakuasi korban wisatawan terseret arus Pantai Drini Gunungkidul Yogyakarta Selasa 28 Januari 2025. Dok.istimewa
Perbesar
Proses pencarian dan evakuasi korban wisatawan terseret arus Pantai Drini Gunungkidul Yogyakarta Selasa 28 Januari 2025. Dok.istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kabupaten Gunungkidul memiliki garis pantai 72 kilometer, terpanjang di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai-pantai di kawasan ini seperti Baron, Drini, Sundak, Kukup, juga Indrayanti, terkenal dengan ombak ganas yang menyimpan potensi bahaya baik palung dan arus balik (rip current).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Keganasan ombak di pantai-pantai Gunungkidul menjadi perhatian karena kerap menelan korban. Jumlah wisatawan yang meningkat dan perubahan pola kunjungan menjadi tantangan bagi petugas penjaga pantai yang terbatas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Petugas yang tergabung dalam Satlinmas (Satuan Perlindungan Masyarakat) di Gunungkidul saat ini jumlahnya 99 personel, mereka bertugas garis pantai sepanjang 72 kilometer," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Gunungkidul, Edi Basuki, Ahad, 16 Februari 2025.

Edi mengakui, dengan semakin meningkatnya jumlah wisatawan dan bertambahnya destinasi pantai yang dikunjungi, jumlah personel itu menjadi terasa kurang. Apalagi, para personel itu bertugas selama 24 jam.

Fokus pada Penyelamatan

Edi menambahkan, secara fungsi, para petugas itu lebih difokuskan pada tugas penyelamatan di kawasan pantai yang menghadapi Samudra Hindua itu jika terjadi insiden seperti yang terjadi pada akhir Januari 2025 lalu di Pantai Drini. Namun tak dimungkiri, dalam upaya penyelamatan itu juga tetap bisa menelan korban jiwa.

"Meskipun petugas telah berupaya sebaik mungkin, kejadian (kecelakaan yang menelan korban jiwa) tersebut juga bisa tidak dapat dielakkan,” ujar Edi.

Edi pun menyoroti perubahan pola kunjungan wisatawan. Jika sebelumnya lonjakan wisatawan terjadi hanya pada akhir pekan atau saat libur panjang, kini kunjungan wisata ke pantai juga terjadi di hari biasa atau weekday

Banyak wisatawan yang tidak hanya datang ke kawasan pantai pada siang hari. Tetapi juga mulai banyak yang menginap di sekitar lokasi pantai dan bermain saat pagi hari.

“Jadi, idealnya jumlah personel (penjaga pantai) ditambah, terutama dalam menghadapi peningkatan jumlah wisatawan yang terus bertambah dari tahun ke tahun,” kata dia.

Pembagian Jadwal Kerja

Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah 2, Marjono, menjelaskan bahwa sistem kerja anggota Satlinmas terbagi dalam dua jenis piket, yakni piket harian di pos pantai dan piket malam yang dilakukan di Pos Induk Pantai Baron selama 24 jam. 

Saat akhir pekan, seluruh personel dikerahkan untuk berjaga hingga pengunjung benar-benar habis dari kawasan pantai.

Sarana dan Prasarana Terbatas

Marjono juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini, jumlah sarana dan prasarana masih terbatas. Satlinmas di Gunungkidul hanya memiliki tiga unit jetski, empat kapal jukung, serta beberapa unit ambulans. Ia menegaskan masih butuh tambahan rambu-rambu permanen sebagai bentuk mitigasi terhadap potensi kecelakaan di pantai.

“Kasus yang terjadi di Pantai Drini menjadi perhatian bagi kami. Sebagai langkah antisipasi, ke depan akan dibuat rambu-rambu peringatan yang lebih permanen dan jelas bagi para wisatawan,” kata Marjono.

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Koresponden Tempo di Yogyakarta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus