Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepulauan Riau berharap kebijakan travel bubble dengan Singapura bisa dilakukan di wilayahnya untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Sejumlah kawasan wisata bersifat eksklusif di provinsi kepulauan itu pun dinilai cocok menerapkan rencana kebijakan itu.
Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Buralimar menyatakan konsep travel bubble cocok untuk diterapkan antara lain di Nongsa, Lagoi, Pulau Cempedak, Pulai Nikoi, Kepri Coral dan Telunas. Sejumlah kawasan itu dinilai eksklusif.
"Di sana yang tidak ada masyarakatnya. Bisa diterapkan protokol kesehatan secara menyeluruh dan ketat," kata Buralimar, Senin, 25 Januari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan kebijakan travel bubble, warga dari dua negara yang membuat kesepakatan bisa bebas berkunjung dan bebas kewajiban karantina. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tengah mengupayakan pembukaan perbatasan secara terbatas dengan Singapura, melalui kebijakan travel bubble, terutama di Bintan dan Batam yang selama ini bergantung pada kunjungan wisatawan mancanegara dari negeri Singa.
Buralimar juga berencana mengundang otoritas penerbit sertifikasi kebersihan di Singapura untuk mengecek protokol kesehatan di Kabupaten Bintan Kepulauan Riau. "Kami akan mengundang SG Clean untuk mengecek protokol kesehatan kita," kata dia.
SG Clean merupakan kampanye meningkatkan standar kebersihan publik di tengah pandemi Covid-19 di Singapura. Sertifikat SG Clean diberikan untuk hotel, restoran, tempat wisata dan lainnya yang memenuhi syarat-syarat.
Menurut Buralimar, sertifikasi itu dibutuhkan untuk meyakinkan calon pelancong dari Singapura untuk berlibur di Kepri jika travel bubble berlaku. Selain itu, demi meyakinkan pelancong Singapura berkunjung, angka penularan Covid-19 harus ditekan selama 21 hari. "Sepekan ini sudah melandai. Itu yang kami harapkan, angka penularan melandai, dan vaksin berhasil," kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini