Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dinding Istana Gyeongbokgung, Seoul, Korea Selata yang dirusak grafiti pada bulan Desember 2023 sudah direstorasi. Proses restorasi dinding yang dirusak itu juga hampir selesai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cultural Heritage Administration atau CHA meminta kompensasi atas biaya yang dikeluarkan dalam memulihkan kekayaan budaya milik negara dari para pelaku. Jumlahnya diperkirrakan sebanyak 100 juta won atau sekitar Rp 1,1 miliar. Badan tersebut juga mengungkapkan langkah-langkah encegah kerusakan situs warisan nasional.
Aksi vandalisme
Istana Gyeongbokgung dirusak dengan cat semprot dua kali, yaitu pada 16 dan 17 Desember 2023. Kerusakan terjadi di kedua sisi Yeongchumun, gerbang barat istana, serta tembok dekat Museum Istana Nasional Korea, membentang sepanjang 36,2 meter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa hari kemudian, tiga tersangka berhasil ditangkap. Mereka terancam hukuman minimal tiga tahun penjara, sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Warisan Budaya.
Pejabat CHA melaporkan bahwa proses restorasi sudah mencapai 80 persen, pada Kamis, 4 Januari 2024. Tahap restorasi awal difokuskan untuk menghilangkan kontaminan semprotan.
Selama bulan Desember restorasi dilakukan selama 8 hari. Biaya sewa peralatan khusus seperti pembersih laser, mesin cuci uap dan mesin peledakan, serta barang habis pakai lainnya seperti alat pelindung diri dan tabung, berjumlah lebih dari 21 juta won atau sekitar Rp 247 juta.
"Jika digabungkan dengan biaya tenaga kerja yang belum ditentukan untuk 234 ahli konservasi dan pegawai pemerintah yang terlibat dalam proyek ini, perkiraan total biaya diperkirakan akan mencapai setidaknya 100 juta won," kata Go Jung-ju, direktur Gyeongbokgung. Kantor Manajemen Istana.
Tindakan tegas perusak bangunan bersejarah
CHA akan mengambil tindakan tegas ketika menghadapi tindakan vandalisme jahat yang serupa dengan yang terjadi di Istana Gyeongbokgung. "Kami juga akan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang lebih baik terhadap kerusakan situs warisan, selain meningkatkan kesadaran masyarakat melalui promosi dan pendidikan,” kata kepala badan tersebut, Choi Eung-chon.
Selain itu, CHA juga akan meningkatkan keamanan di situs warisan utama dengan meningkatkan patroli dan memasang kamera pengintai tambahan.Saat ini, terdapat 415 kamera yang ditempatkan di 200 lokasi di dalam kawasan istana dan 14 di sembilan lokasi di pinggirannya.
Sedangkan patroli malam hari akan ditingkatkan menjadi delapan kali per 24 jam tahun ini dari sebelumnya dua hingga empat kali. Badan itu juga akan bekerja sama dengan kantor polisi setempat untuk memastikan patroli polisi yang berkelanjutan.
Tak hanya itu, untuk lebih meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai perlindungan warisan nasional, CHA berencana untuk membuat ketentuan anti-vandalisme dalam spanduk, selebaran dan tiket, serta di saluran online.
KOREA HERALD
Pilihan editor: 7 Situs Tradisional Korea Selatan yang Wajib Dikunjungi