Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejumlah warga asing dari berbagai negara memukau wisatawan dengan jurus jurus pencak silat di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Sabtu petang 26 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Warga asing yang tengah kuliah di Yogyakarta itu berasal antara lain dari Palestina, Jepang, Filipina, Malaysia, Malawi, Italia, Malaysia, Belanda, Norwegia, Rwanda, juga Prancis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mereka turut memeriahkan gelaran bertajuk Pencak Wisata Budaya yang diinisiasi Paseduluran Angkringan Silat Yogyakarta yang berlangsung sekitar empat jam.
Dalam ajang itu, dengan panggung terbuka di Titik Nol Kilometer yang dipadati ribuan warga, ratusan pegiat pencak silat dari Yogyakarta maupun luar Yogyakarta bergantian unjuk kebolehan. Mereka mempertontonkan jurus-jurus silat ciri khas dari perguruan masing-masing.
"Ada sekitar lebih 300 orang guru dan pegiat pencak silat yang ikut ajang ini,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta Dian Lakshmi Pratiwi, Sabtu, 26 Oktober 2024.
Tak hanya undangan yang unjuk, kebolehan jurus. Panitia turut memberi ruang pengunjung yang pernah belajar silat untuk tampil memperlihatkan kepiawaiannya. Momentum ini tak disia-siakan para pengunjung untuk berebut ikut tampil dengan durasi waktu singkat.
Dian menuturkan, Dinas Kebudayaan DIY mulai tahun 2024 ini memfasilitasi rangkaian Festival Pencak Silat 2024 yang dimulai dengan pendampingan Pencak Wisata Budaya yang sudah memasuki tahun keempat itu.
Menurut Dian, pencak silat merupakan karya budaya sekaligus warisan budaya tak benda milik Indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO pada 15 Desember 2019. DIY merupakan salah satu pengusul.
Dia berharap pencak silat tidak hanya menjadi cabang olahraga tradisional tetapi juga perlu pengembangan tata nilai dan itu yang harus ditularkan kepada generasi muda.
Wakil Gubernur DIY Paku Alam X menuturkan, penetapan pencak silat sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO membawa makna sangat penting bagi Indonesia.
"Ini merupakan pengakuan internasional atas Indonesia, pencak silat sebagai warisan hidup dan nilai luhur masyarakat yang mempraktikkannya," kata dia.
Terbukti dengan ditetapkannya status pencak silat sebagai warisan budaya tak benda dapat meningkatkan industri pariwisata budaya.“Pencak silat menjadi bagian kekayaan budaya yang mencakup aspek spiritual, filosofi, seni dan sejarah,” ujarnya.
Koordinator Komunitas Paseduluran Angkringan Silat Suryadi mengatakan Pencak Wisata Budaya Tahun 2024 merupakan gelaran yang keempat kalinya.
Pencak Wisata Budaya 4 diisi berbagai rangkaian kegiatan, salah satunya camp budaya selama 3 hari 2 malam di Turi Sleman. Hasilnya dipentaskan pada Pencak 4 Jam sebagai puncak acara sekaligus penutupan rangkaian kegiatan Pencak Wisata Budaya yang digelar sejak 24 Oktober lalu.
“Pencak 4 Jam di Titik Nol Yogyakarta ini sarana promosi bagi berbagai perguruan dan aliran Pencak Silat kepada masyarakat umum, sekaligus media edukasi tentang Pencak Silat," kata dia.