Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Sejumlah Rumah Adat di Lombok Ditemukan Tahan dari Gempa Bumi

Relawan menyebutkan sejumlah rumah adat berbahan kayu di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, masih kokoh berdiri meski diguncang gempa tektonik.

19 Agustus 2018 | 13.40 WIB

Kampung Suku Sasak "SADE" di Desa Rimbitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Jumat (1/3). Kampung Sade merupakan salah satu kampung yang masih menjaga tradisi Suku Sasak hingga sekarang. Dari sisi bangunan rumah, adat istiadat, dan budaya hingga sekarang, masih terjaga. TEMPO/Subekti
Perbesar
Kampung Suku Sasak "SADE" di Desa Rimbitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Jumat (1/3). Kampung Sade merupakan salah satu kampung yang masih menjaga tradisi Suku Sasak hingga sekarang. Dari sisi bangunan rumah, adat istiadat, dan budaya hingga sekarang, masih terjaga. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan relawan menyebutkan sejumlah rumah adat berbahan kayu di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, masih kokoh berdiri meski diguncang gempa tektonik 7 Skala Richter, Minggu, 5/8, silam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Relawan Yayasan Lingkungan Tanpa Batas Indonesia, Indriyatno, mencontohkan rumah adat di Senaru dan Batu Layar, yang bertahan dari guncangan gempa dahsyat itu. “Masyarakat Lombok memiliki kearifan budaya lokal ketika menyadari hidup di sekitar ring of fire,” kata dia Sabtu, 18/8.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dosen Prodi Kehutanan Universitas Mataram itu mengatakan masyarakat cukup dapat beradaptasi dengan situasi lingkungannya. Dia mengatakan seorang relawan dari Belgia juga mewanti-wanti pentingnya rumah ekologi di daerah rawan bencana.

Indriyanto memperkirakan biaya pembuatan rumah kayu semacam itu sekitar Rp 30-40 juga. Tetapi biaya pembangunan bisa ditekan jika bahannya dikombinasi dengan bambu. "Apalagi kalau pengerjaannya bergotong royong. (Biayanya) bisa untuk menata kampung sekaligus untuk tujuan destinasi wisata."

Indriyanto berencana akan berkonsultasi dengan arsitek untuk mengetahui besaran biaya yang pasti.

Dari pantauan Antara, beberapa rumah adat yang mampu bertahan dari gempa tektonik, antara lain, seperti Masjid Kuno Bayan serta Kampung Adat Bayan Timur dan Barat .

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus