Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Wina memperkenalkan rencana baru yang inovatif untuk mengurangi emisi karbon dioksida. Warga yang memilih opsi transportasi yang ramah lingkungan, seperti bersepeda atau berjalan kaki, dapat mengumpulkan "culture tokens/token kultur" yang dapat ditukarkan dengan tiket masuk gratis di beberapa museum kota yang paling terkenal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sistem token kultur akan bekerja melalui aplikasi, yang melacak pergerakan setiap pengguna dan menentukan bagaimana mereka berkeliling kota. Sebagaimana dinukil dari Majalah Travel and Leisure, kota Wina mengumumkan pada akhir Januari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cara kerjanya, setelah pengguna melakukan penghematan setara 20 kilogram karbon -- sekitar dua minggu bersepeda atau berjalan kaki ke dan dari kantor -- mereka akan diberikan satu token budaya. Token tersebut kemudian dapat digunakan untuk masuk ke beberapa museum terbesar di kota.
Daftar museumnya memang mentereng, ada Museum Wien, Kunsthalle Wien, Volkstheater, dan Wiener Konzerthaus -- empat museum itu masuk dalam uji coba dalam enam bulan. Museum lain telah menyatakan minatnya untuk bergabung dengan skema ini, jika diperluas oleh pemerintah kota Wina.
Masa uji coba akan dimulai pada 26 Februari dengan 1.000 peserta. Jika uji coba berhasil, sistem akan beroperasi penuh pada musim gugur. Tidak ada batasan jumlah token yang dapat diperoleh pengguna dengan program ini, tetapi mereka hanya akan dapat menyimpan maksimal lima token pada satu waktu.
Pejabat kota membayangkan sistem token kultur pada akhirnya bisa diperluas menjadi lebih dari sekedar masalah lingkungan juga. Sebagai contoh, aplikasi tersebut suatu hari nanti dapat memberi penghargaan kepada orang-orang karena menjadi sukarelawan.