Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Tamu Sepi, Sejumlah Hotel di Kota Batu Pilih Setop Operasi Sementara

Kondisi usaha hotel dan restoran di Kota Batu saat ini sedang kepayahan akibat dihantam pandemi Covid-19.

22 Juli 2021 | 22.59 WIB

Ilustrasi hotel/ Skye Suites Green Square
Perbesar
Ilustrasi hotel/ Skye Suites Green Square

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat membuat sejumlah hotel di Kota Batu Jawa Timur menutup operasional. Alasannya, tak banyak tamu yang datang saat penerapan kebijakan pembatasan itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Perhimpunan Hotel, dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu Sujud Hariadi mengatakan setidaknya ada 10 hotel besar yang menghentikan sementara operasional mereka. "Saat ini, untuk yang besar-besar sudah mulai banyak yang berhenti operasional, kurang lebih ada sepuluh hotel besar," kata dia, Kamis, 22 Juli 2021.

Menurut Sujud, manajemen hotel menghentikan sementara kegiatan operasional dikarenakan selama masa PPKM tidak banyak tamu yang menginap. Jika hotel terus dibuka, maka biaya operasional akan membengkak namun tidak ada pemasukan yang diterima.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Karena jika diteruskan operasional, sementara tidak ada tamu, dan karyawan tetap masuk, mereka akan merugi. Selain karyawan, juga ada pemasok bahan makanan yang menyuplai kebutuhan," kata Sujud.

PHRI Kota Batu menaungi kurang lebih 70 hotel dan restoran yang beroperasi di wilayah tersebut. Dari 70 hotel yang tergabung di PHRI tersebut, ada kurang lebih sebanyak 28 hotel besar dengan jumlah karyawan yang cukup banyak.

Meski hotel-hotel besar memilih tutup sementara, menurut Sujud, ada sebagian kecil hotel-hotel kecil masih tetap beroperasi. Hotel-hotel kecil itu relatif tidak memiliki jumlah karyawan yang banyak.

"Sebetulnya mereka masih buka. Namun, saya tidak tahu ada tamu atau tidak. Karena biaya operasional untuk hotel yang kecil tidak terlalu besar, ada yang ditunggu oleh pemiliknya sendiri," kata Sujud.

Secara garis besar, Sujud mengungkapkan bahwa kondisi usaha hotel dan restoran di Kota Batu saat ini sedang kepayahan. Sebab, jumlah wisatawan yang biasanya membuat hidup industri hotel dan restoran menurun siginifikan.

Terseoknya usaha perhotelan juga turut berdampak pada perekonomian pedagang kaki lima dan penjual oleh-oleh. "Jadi, ketika kami tidak beroperasi, banyak pihak yang juga terdampak. Namun di sisi lain, kami menyadari bahwa di Kota Batu saat ini harus menerapkan PPKM," kata Sujud.

Ia pun berharap PPKM Darurat di Kita Batu yang kini diperpanjang hingga 25 Juli mendatang bisa benar-benar berdampak menurunkan angka kasus Covid-19 sehingga perekonomian, termasuk industri perhotelan, bisa kembali bangkit. "Ketika nanti kami sudah diperbolehkan beroperasi, kita bisa memutar otak untuk bagaimana bertahan sebelum akhirnya pulih," ujarnya. Adapun Kota Batu menerapkan PPKM Level 4 sesuai arahan pemerintah pusat.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus