Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Tip Mengintip Cendrawasih di Hutan Papua: Jangan Mandi

Kabupaten Tambrauw di Papua Barat diduga menjadi spot pengamatan burung cendrawasih terbaik.

5 Juni 2018 | 06.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Cendrawasih jantan di Hutan Ficirie, Distrik Miyah, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat. Foto: Tim Ekspedisi Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Pemerintah Darah Kabupaten Tambrauw/Sendy Aditya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kabupaten Tambrauw di Papua Barat diduga menjadi spot pengamatan burung cendrawasih terbaik. Sebab, secara geografis, wilayah ini berada di antara dataran tinggi dan dataran rendah sehingga menaungi semua spesies cendrawasih yang hidup di dua areal itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu spot pengamatan berada di Distrik Miyah. Waktu tempuhnya lebih-kurang 4-5 jam dari Ibu Kota Sementara Tambrauw, Sausapor. Untuk dapat mengamati burung, wisatawan harus memenuhi beberapa syarat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal ini disampaikan oleh penduduk lokal, Vince dan Sleke, saat mengantar Tempo bersama tim ekspedisi dari Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Wisata dan Pemerintah Kabupaten Tambrauw pada 18 Mei lalu. "Karena cenderawasih itu burung sensitif, jadi kita harus tahu beberapa hal," ujarnya. Berikut ini syarat yang harus dipenuhi oleh pelancong.

1. Tidak pakai wewangian atau lebih baik tidak mandi
Cendrawasih adalah burung yang sangat sensitif terhadap penciuman. Maka, ia bisa menghirup aroma wewangian dari manusia. Bila wisatawan datang menggunakan parfum atau bau sabun, burung yang menjadi ikon Papua itu akan enggan menampakkan diri. Maka itu, lebih baik tidak mandi lebih dulu saat akan mengamati cendrawasih.

2. Jaga suara
Selain tidak disarankan mandi, saat mengamati cendrawasih, wisatawan harus menjaga suara. Sebab, burung berjuluk bird of paradise ini sangat peka pendengarannya. Dalam radius ratusan meter, ia dapat mendengar suara manusia.

3. Sembunyi di balik pohon
Burung cendrawasih sangat peka terhadap penglihatan. Ia bisa melihat gerak-gerik manusia dari ketinggian titiknya terbang atau bertengger. Maka itu, agar tak terdeteksi oleh mata cendrawasih, wisatawan sebaiknya bersembunyi di balik pepohonan.

4. Menggunakan baju berwarna gelap

Gunakan baju warna gelap agar ak terdeteksi cnedrawasih. Kaus cokelat, hijau tua, dan hitam akan membuat pengamat bisa menyaru dengan alam sekitar.

5. Persiapan fisik dan kesabaran
Menyaksikan cendrawasih memang butuh perjuangan. Tak dapat langsung instan menyaksikannya seperti di kebun binatang. Di alam liar, wisatawan perlu masuk dan jalan kaki ke hutan yang masih rapat.

Medan yang tidak terduga dan batang serta akar pohon yang masih melintang bebas membuat wisatawan harus sangat berhati-hati. Belum lagi harus jeli mengamati duri rajam atau binatang yang mungkin dijumpai. Maka itu, biasanya, kondisi fisik dan stamina harus fit supaya tak ambruk di jalan.

Kesabaran pun harus dipupuk lantaran perlu waktu lama untuk menunggu cendrawasih muncul. Namun semua perjuangan akan terbayar setelah menyaksikan burung berbulu warna-warni itu menyanyi nyaring dan menari-nari lincah.

5. Bangun pagi buta
Seperti mengejar lanskap matahari terbit, mengamati cendrawasih juga harus dilakukan pagi-pagi buta. Sebab, biasanya, burung-burung itu akan bermain di hutan pada pukul 06.00-10.00. "Setelah itu mereka akan pergi cari makan dan kembali lagi sore atau malam," kata Vince.

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, Francisca mulai bergabung di Tempo pada 2015. Kini ia meliput untuk kanal ekonomi dan bisnis di Tempo.co.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus