Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Tren Workation, Pindahkan Kantor ke Vila, Gunung atau Pantai

Tren workation cukup diminati oleh para pekerja yang sudah jenuh bekerja hanya dari rumah.

25 November 2021 | 07.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Di masa pandemi, sejumlah tren liburan muncul, termasuk workation. Workation ini adalah tren baru di mana orang berlibur sambil bekerja atau bekerja di tempat wisata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu pelaku tren ini adalah Aldilano Bryan Kautsar yang bekerja di bidang asuransi. Sejak tahun lalu, ia dan istrinya menetap sambil bekerja di Bali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Workation di Bali sebetulnya tidak direncanakan sejak awal. Ia dan istri yang kala itu baru menikah sedang berbulan madu di Bali. "Karena PPKM yang awal itu kita enggak bisa balik ke Jakarta, kami memutuskan full WFH (work from home) di sini, habis itu keterusan," kata Aldi.

Pilihan mereka untuk workation didukung oleh kebijakan kantor mereka yang tak mewajibkan kehadiran fisik di kantor. Akhirnya, ruang kerja mereka tak lagi di dalam gedung, melainkan di vila, gunung hingga pinggir pantai.

Saat penat, mereka cukup berjalan kaki ke pantai yang bisa ditempuh kurang dari lima menit dan kembali setelah pikiran kembali segar. "Work-life balance masih ada di sini, karena jamnya lebih cepat jadi mulai hari lebih cepat, di saat orang Jakarta baru bangun kita sudah beres-beres dan mulai kerja duluan," kata Aldi yang belum berniat kembali ke Jakarta selama belum diwajibkan bekerja di kantor.

Marsya, seorang karyawati di Jakarta juga mengikuti tren workation selama dua pekan di Bali. Rasa jenuh bekerja di Jakarta mendorongnya untuk mencicipi bekerja sambil berlibur di pulau Dewata, ditambah lagi kasus-kasus Covid-19 pun sedang melandai.

Dari pengalamannya, menurut Marsya, menyeimbangkan hidup dan pekerjaan lebih mudah di Bali karena ada banyak aktivitas menarik yang bisa dilakukan selain bekerja. "Kalau di Jakarta kayaknya buka laptop dari pagi dan enggak kemana-mana, belum mandai dan makan langsung kerja karena bingung mau ngapain lagi," kata dia.

Biro perjalanan daring juga mencatat peningkatan permintaan workation. Head of Corporate Communications Traveloka Reza Amirul Juniarshah mengatakan tren ini memang kian diminati.

"Wisatawan bekerja dari destinasi wisata selama hari kerja, dengan didukung oleh fasilitas memadai yang banyak disediakan oleh para pengelola properti hotel, seperti koneksi wifi yang stabil serta working station," kata Reza.

Senada, Public Relations Manager tiket.com Sandra Darmosumarto mengatakan tren staycation, termasuk workation, dan liburan dekat rumah masih menjadi preferensi masyarakat saat ini. "Bila mengacu pada data internal, kami juga melihat bahwa untuk saat ini, masyarakat Indonesia masih memilih untuk berlibur di tanah air, walaupun perbatasan internasional mulai dibuka bagi wisatawan Indonesia," ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus