Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Tumpah Ruah Ribuan Pengunjung Saksikan Gelaran Jogja Cross Culture 2023 di Malioboro

Perhelatan Jogja Cross Culture menyajikan atraksi perkusi, yang dikolaborasikan dengan tarian, aransemen musik, pencahayaan, dan tata letak pentas.

21 Mei 2023 | 13.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Perhelatan Jogja Cross Culture atau JCC di Malioboro Sabtu petang, 20 Mei 2023. Dok. Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ribuan orang tumpah-ruah memadati kawasan Malioboro, Sabtu petang, 20 Mei 2023. Pantauan Tempo, kepadatan berpusat di ujung utara Malioboro, mulai depan Hotel Grand Inna Malioboro yang menjadi lokasi panggung perhelatan Jogja Cross Culture atau JCC.

Atraksi Perkusi dan Tarian dalam Jogja Cross Culture

Area jalan mulai dari depan hotel itu hingga satu kilometer ke selatan sepanjang kurang lebih dari satu kilo meter disulap menjadi panggung pentas. Perhelatan JCC menyajikan suguhan utama atraksi kesenian perkusi, yang dikolaborasikan dengan tarian, aransemen musik, pencahayaan, dan tata letak pentas secara artistik. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lebih dari satu jam pengunjung Malioboro dihibur penampilan atraktif para seniman lokal Yogya serta  wilayah dari 14 kecamatan yang berkolaborasi dengan seniman profesional mancanegara. “Event JCC ini sengaja memanfaatkan Malioboro sebagai ruang publik, untuk mengekspresikan keragaman seni budaya yang terus berkembang di Yogya," kata Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yetti mengatakan, pemilihan lokasi panggung di jalanan Malioboro untuk terus menghidupkan ikon seni budaya di area itu. Sejatinya Malioboro adalah tempat ragam ekspresi kebudayaan di masa lampau. "Ruang melalui JCC ini juga untuk mendukung penuh para seniman terus berkreasi menciptakan produk-produk seni,” ujarnya.

Gelaran Jogja Cross Culture 2023 Angkat Tema Tatag Teteg Tutug

Tahun ini, gelaran JCC mengangkat tema Tatag Teteg Tutug. Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta Sumadi mengatakan Tatag Teteg Tutug merupakan filosofi yang mengadaptasi dari bunyi benda keras yang saling berbenturan, dan sering diucapkan dalam bahasa Jawa.

Tatag diartikan mental seseorang yang kuat, bekal menjalani tantangan kehidupan. Teteg berarti konsistensi agar tetap teguh. Sedangkan Tutug berarti selesai, karena dalam kehmengerjakan sesuatu harus selesai hingga tuntas. "JCC kali kelima ini salah satu ikon promosi event di Yogya dengan cara memberi ruang sebagai tempat penggalian ide, berkarya, serta aktualisasi diri bagi ide-ide baru yang kreatif," kata dia.
 

Istiqomatul Hayati

Istiqomatul Hayati

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus