Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Umat Konghucu Manado Bersiap Sambut Cap Go Meh

Usai tahun baru Imlek, umat Konghucu Manado menyiapkan diri menyambut perayaan Cap Go Meh.

20 Februari 2018 | 20.43 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Salah satu barongsai berupaya mengambil "angpao" yang diikatkan pada bambu di halaman Klenteng Kwan Kong, Manado, Sulawesi Utara, 10 Februari 2017. Pertunjukan kesenian tradisional etnis Tionghoa tersebut menjadi daya tarik bagi masyarakat Manado pada malam menjelang perayaan Cap Go Meh. ANTARA/Adwit B Pramono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Manado - Usai tahun baru Imlek, umat Konghucu Manado menyiapkan diri menyambut perayaan Cap Go Meh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Cap Go Meh merupakan puncak dalam prosesi keagamaan setelah tahun Imlek, yang sudah didahului dengan berbagai ritual keagamaan," kata Pemuka Agama Konghucu Klenteng Kwan Kong Manado, Sofyan Jimmy Yosadi, di Manado, Senin, 19 Februari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yosadi mengatakan setelah tahun baru Imlek, umat Konhucu terus melakukan ritual doa di Klenteng yang bertujuan untuk mendapatkan berkat dan restu untuk prosesi Cap Go Meh nantinya. Ada juga pementasan tradisi-tradisi budaya Tionghoa di area Klenteng.

Prosesi Cap Go Meh, kata Yosadi berdasarkan perhitungan dalam penanggalan Tionghoa jatuh pada tanggal 15 bulan pertama tahun baru Imlek, dan sembahyang dilaksanakan umat pagi maupun malam. Pada prosesi Cap Go Meh para Tang Shen akan keluar Klenteng berkeliling dalam arak-arakan berkeliling sekitar Klenteng.

Tang Shen dari Klenteng Kwan Kong, Fong Kim Sian, mengatakan biasanya untuk mendapatkan restu melakukan prosesi keluar klenteng dalam arak-arakan akan digelar juga upacara. "Ada upacara poa pwe di klenteng besar, Ban Hin Kiong, dan beberapa tempat ibadah lainnya, tetapi berbeda dengan di Kwan Kong," kata Fong.

Khusus untuk klenteng Kwan Kong tetap keluar, dan tidak bertanya dulu, sebab dewa di tempat ibadah itu berstatus sebagai panglima perang, sehingga tidak lagi harus bertanya untuk melakukan prosesi Cap Go Meh. Meski demikian, kata Fong, ritual sembahyang tetap dilaksanakan, karena itu adalah kewajiban yang tak boleh diabaikan sehingga harus dilakukan.

ANTARA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus