Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Viral Lahan Bunga Rawa di Ranca Upas Rusak Akibat Motor Trail, Bupati Bandung Kecam Keras

Dalam video viral itu, tampak lahan di Kampung Cai Ranca Upas itu berlumpur dan banyak tanah.

8 Maret 2023 | 22.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wisatawan memberi makan rusa di area penangkaran rusa di Kampung Cai Ranca Upas, Desa Alamendah, Bandung, Jawa Barat, 14 Mei 2016. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah video viral memperlihatkan sebagian lahan di kawasan Ranca Upas yang rusak. Kerusakan lahan tanaman bunga Rawa (Syngonathus flavidulus) di kawasan wisata itu disebut akibat aktivitas komunitas motor trail.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam video tersebut, seorang pria yang diketahui bernama Supriatna itu marah atas kerusakan yang terjadi di lahan tersebut. "Lihat nih dampaknya seperti ini, hancur," kata dia dalam video itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Supriatna menyebut bunga Rawa tergolong cukup langka karena hanya ada di dua lokasi di Jawa Barat. Di Ranca Upas, bunga itu tersebar di area 3-4 hektare.

"Yang terlindas itu sekitar 2.000 tanam mah ada," kata Supriatna saat dihubungi Antara.

Sebagai salah satu orang yang membudidayakan bunga itu di Ranca Upas, Supriatna menyesalkan adanya pihak yang memberikan izin terselenggaranya acara tersebut. Saat ini, dirinya dan sejumlah pihak terkait sedang menanam ulang tanaman bunga Rawa di lokasi yang rusak akibat kejadian itu. Ia menyebut ada sekitar 100 unit motor yang terlibat dalam acara dan membuat kerusakan di lahan itu.

Supriatna berharap kejadian kali ini bisa menjadi pembelajaran untuk melestarikan lingkungan, khususnya karena bunga Rawa yang sangat langka. "Mudah-mudahan ini (Bunga Rawa), menjadi ikonnya Ranca Upas," kata dia.

Bupati Bandung merespons

Bupati Bandung Dadang Supriatna turut mengecam kegiatan di Rancaupas yang sampai menyebabkan kerusakan lingkungan itu. Ia menyebut 
pihaknya tidak pernah mendukung atau memberikan izin terhadap kegiatan yang merusak lingkungan.

"Tentunya, saya sangat menyayangkan dan mengecam keras kejadian ini," kata Dadang dalam keterangannya.

Dadang juga mengklarifikasi soal adanya pencatutan logo Pemerintah Kabupaten Bandung di acara itu. Ia mengatakan pihaknya merasa dirugikan karena logo itu digunakan penyelenggara tanpa izin.

"Panitia dan pihak-pihak yang mendukung terselenggaranya acara ini harus bertanggung jawab atas kejadian ini," kata Dadang.

Dalam video viral itu, tampak lahan di Kampung Cai Ranca Upas itu berlumpur dengan bekas-bekas roda. Lahan itu semula berupa lahan hijau untuk penanaman bunga Rawa.

Rombongan motor trail itu bisa masuk wilayah Ranca Upas karena diizinkan. Namun saat rombongan memasuki wilayah lahan hijau tersebut panitia tak terlihat.

Rombongan pun kebingungan sehingga mengambil jalur yang salah. Seharusnya panitia menyiapkan jalur evakuasi agar tidak mengganggu ekosistem hijau di Ranca Upas.

Peserta mengamuk setelah mendapatkan komplain dari penduduk sekitar dan pengelola kawasan wisata. Para peserta lantas membakar dua motor matik dan sebuah motor trail yang akan dijadikan hadiah bagi pemenang.

Panitia memberikan klarifikasi serta permintaan maaf kepada peserta trabasan. Dalam sebuah video yang beredar di sosial media, tiga anggota panitia meminta maaf atas kejadian di Ranca Upas. "Kelalaian panitia telah merugikan semua pihak," kata ketiga orang itu dalam video.

ANTARA | DICKY KURNIAWAN

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus