Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rasa penasaran membuat saya melaju ke arah Karangasem dari Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali. Melewati deretan hotel di Mangis, Candidasa, hingga memasuki Jalan Raya Bugbug, papan nama pantai yang saya cari, Virgin Beach, ditemukan di sisi kanan jalan setelah hampir dua jam berkendara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saya berbelok ke Jalan Pantai Perasi, tempat papan Virgin Beach terpancang. Jalan itu berupa jalan desa dengan lebar hanya cukup untuk satu kendaraan roda empat. Melaju sepanjang 1,5 kilometer, jalan berakhir di area parkir yang cukup luas. Ada beberapa kendaraan roda empat dan roda dua yang sudah ada di sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun pantai masih belum juga terlihat. Rupanya, untuk mencapai pantai, wisatawan harus berjalan sejauh 400 meter dari area parkir. Jalan penuh bebatuan dan menurun. Ketika suara debur ombak sudah terdengar nyaring pun, saya belum menemukan hamparan pasirnya. Ternyata masih ada jalan setapak yang harus dilalui untuk bisa menginjak pantai. Maklum, tepian pantai dipenuhi warung dan kafe sederhana.
Pantai dengan panjang sekitar 500 meter itu memiliki pasir lembut dan putih sehingga warga setempat menyebutnya Pantai Pasir Putih. Hanya karena berada di Desa Perasi, pantai ini dikenal pula dengan nama Pantai Perasi. Namun pantai yang tenang ini banyak diburu turis asing dan mereka menyebutnya sebagai Virgin Beach. Obyek wisata ini memang terlihat belum banyak dipoles. Jadilah satu pantai ini memiliki tiga nama.
Baca juga:
Ingin Melancong Ke Bali Murah Jalur Darat? Begini Caranya
Menikmati Pizza Sambal Matah di Bali
Untuk melepas haus dan lapar, ada banyak pilihan karena warung dan kafe sederhana berjajar di tepi pantai, yang dilengkapi dengan payung dan kursi untuk berleha-leha. Ada juga payung tanpa kursi untuk turis asing yang ingin berjemur.
Saya berjalan menyusuri pantai. Ada deretan perahu nelayan di bagian ujung. Para nelayan menyediakan jasa untuk mengantar wisatawan ke lokasi penyelaman atau snorkeling.
Sebelum turis berdatangan, pantai ini hanya tempat nelayan berlabuh. Kini sebagian besar sudah menjadi lahan untuk wisatawan, tapi sebagian masih tetap menjadi tempat perahu nelayan.
Di Karangasem, ada beberapa pantai yang terbilang tersembunyi. Salah satunya, Virgin Beach atau Pantai Perasi. Tempo/Rita Nariswari
Dari arah laut, sore itu terlihat sebuah perahu dengan empat turis perempuan menepi. Tampaknya mereka baru pulang snorkeling dari spot di sekitar pantai. Puluhan turis asing berbalut bikini dan busana santai bermain dengan ombak. Ada juga yang mencoba memancing ikan. Sore yang menyenangkan tentunya.
Meski turis asing dominan, ada juga beberapa turis lokal yang menikmati pantai. Kebanyakan mereka tinggal di seputar Karangasem. Sayangnya, saat langit mulai gelap, tak ada pilihan selain meninggalkan pantai. Tidak ada penerangan, terutama di jalan, karena kiri dan kanan tanah kosong. Hanya ada gerombolan sapi yang asyik memamah biak.
Perjalanan pulang cukup menanjak dan membuat saya terengah-engah. Cuma, rasa senang masih bergelayut sehingga langkah terasa ringan. Keriangan pun masih terasa ketika kendaraan meninggalkan Jalan Pantai Perasi.
RITA NARISWARI