Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku yang terlibat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) kasus penjualan ginjal ke Kamboja berjumlah 12 orang. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Hengki Haryadi mengatakan, 10 orang di antaranya adalah jaringan perdagangan ilegal ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Di mana dari 10 ini, sembilan adalah mantan pendonor ginjal. Kemudian ini ada koordinator secara keseluruhan atas nama tersangka Hanim, ini menghubungkan Indonesia dan Kamboja," ujar Hengki di Polda Metro Jaya, Kamis, 20 Juli 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hanim sebelumnya diketahui merupakan korban yang menjual ginjalnya pada 2019 di Kamboja. Dia kenal dengan pihak Preah Ket Mealea Hospital yang mengurus transplantasi organ manusia ini, lalu mulai berbisnis dan menawarkan kepada korban lain.
Selain 10 orang ini, dua di antaranya adalah polisi berpangkat ajun inspektur polisi dua (aipda) inisial M dan seorang petugas imigrasi inisial A. M menerima uang Rp 612 juta dari pelaku untuk membantu menghindari kejaran polisi, sedangkan A menerima Rp 3,2 juta hingga Rp 3,5 juta untuk mengurus korban yang akan pergi ke Kamboja.
"Tapi justru dengan terungkapnya Aipda M ini, kita bisa membongkar sindikasi yang ada di Indonesia, posisinya ada di mana hingga persembunyian terakhirnya," kata Hengki Haryadi.
Pengungkapan kasus ini pengembangan dari penggerebekan rumah di Villa Mutiara Gading, Jalan Piano IX, Kelurahan Setia Asih, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, pada 19 Juni 2023. Ternyata rumah itu sebagai markas para pelaku.
Motif TPPO ini karena kebutuhan ekonomi dari pelaku maupun korban. Orang-orang yang menjadi pendonor ginjal untuk dijual ke Kamboja mempunyai latar belakang pekerjaan yang bermacam-macam, seperti guru privat, petugas keamanan, pedagang, hingga seseorang yang berpendidikan S2.
Korban tidak memiliki pekerjaan akibat dampak pandemi Covid-19. Mereka direkrut melalui grup Facebook Donor Ginjal Indonesia dan Donor Ginjal Luar Negeri.
"Untuk sementara korban yang sudah kita deteksi adalah 122 orang dan saya yakin masih ada lagi," tutur Hengki.
Korban diberikan uang Rp 135 juta setelah melakukan transplantasi ginjal. Mereka akan diobservasi selama satu minggu sebelum operasi, sambil menunggu penerima donor.