Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Aliansi Emak-Emak di Unjuk Rasa 'Indonesia Gelap' Mencari Prabowo. Sebut 'Ndasmu'

"Di mana kamu, Prabowo. Di mana ndasmu, Prabowo. Prabowo, kalian itu sebenarnya presiden atau main-main presidenan," kata Roro.

20 Februari 2025 | 17.10 WIB

Raden Roro Neno berorasi dalam aksi Indonesia Gelap di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, 20 Februari 2025. Tempo/Alif Ilham Fajriadi
Perbesar
Raden Roro Neno berorasi dalam aksi Indonesia Gelap di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, 20 Februari 2025. Tempo/Alif Ilham Fajriadi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Sekumpulan perempuan yang menamakan diri Aliansi Emak-Emak Indonesia ikut meramaikan unjuk rasa 'Indonesia Gelap' di kawasan Patung Kuda, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Februari 2025. Orator dari Aliansi Emak-Emak, Raden Roro Neno, mencari Presiden Prabowo Subianto melalui teriakan di pengeras suara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Di mana kamu, Prabowo. Di mana ndasmu, Prabowo. Prabowo, kalian itu sebenarnya presiden atau main-main presidenan," kata Roro di tengah-tengah ratusan massa aksi 'Indonesia Gelap'. Roro berdiri di atas mobil komando sembari berteriak lantang menyampaikan aspirasi terhadap kebijakan pemerintahan saat ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Roro meminta para mahasiswa yang sedang melaksanakan aksi unjuk rasa 'Indonesia Gelap' untuk tidak gentar dalam melawan rezim. Dia mengatakan para pejabat saat ini tidak mempunyai rasa malu dan tidak punya otak dalam mengurusi kebijakan.

"Wahai mahasiswaku, ini ibu kandungmu, emak ini selalu mendoakan kalian agar selalu diridai Allah SWT, selalu sukses dan selalu sehat, karena kalian adalah tulang punggung bangsa ini, tanggung jawab ada di pundak kalian semuanya," ucap Roro.

Massa aksi unjuk rasa 'Indonesia Gelap' terdiri dari pelbagai universitas. Mereka mulai memadati kawasan Patung Kuda sejak pukul 14.30 WIB tadi. Aksi dibuka dengan kedatangan mahasiswa Universitas Nasional dan Universitas Bung Karno. Kemudian pada pukul 16.13 WIB, massa demonstrasi sudah bertambah ratusan orang setelah Aliansi BEM SI memasuki lokasi unjuk rasa.

Terlihat pelbagai macam atribut kampus yang massa aksi pakai. Mulai dari almamater berwarna hijau, ungu, hingga merah. Selain itu juga ada poster-poster penghias unjuk rasa dengan slogan-slogan kritikan terhadap pejabat pemerintahan.

Salah satu poster yang dibawa mahasiswa Universitas Bung Karno adalah sosok Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan. "Indonesia Terang karena Kami Dibuat Kenyang dari Pajak Mereka," begini tulisan satire di poster tersebut.

Salah seorang orator dari Universitas Nasional mengatakan demonstrasi ini adalah simbol perlawanan. Dia menyebut mahasiswa adalah agen perubahan dan kontrol sosial untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

"Ini adalah simbol perlawanan terhadap kebijakan pemerintah yang tidak berlandaskan kepentingan masyarakat. Mahasiswa harapan terakhir dari masyarakat untuk membawa perubahan terhadap kebijakan yang merugikan rakyat," ujar sang orator melalui pengeras suara.

Sembari itu terlihat pula aparat polisi sudah selesai memasang barrier beton untuk mengantisipasi massa aksi memasuki kawasan Jalan Merdeka Barat. Polisi juga telah menyisir batu-batu atau benda tajam untuk mengantisipasi digunakan saat aksi unjuk rasa berlangsung.

Sebelumnya Koordinator Pusat BEM SI Herianto mengatakan unjuk rasa ‘Indonesia Gelap’ akan berakhir hingga pihak Istana menemui massa aksi. “Aksi di Patung Kuda Istana,” kata Herianto pada Kamis, 20 Februari 2025. 

Herianto membeberkan sembilan tuntutan yang dibawa BEM SI dalam unjuk rasa ‘Indonesia Gelap’ itu. Mulai dari mengkaji ulang Instruksi Presiden atau Inpres Nomor 1 Tahun 2025, evaluasi program makan bergizi gratis, hingga transparansi status pembangunan dan pajak rakyat. 

Kemudian BEM SI juga menuntut untuk mengesahkan RUU Perampasan Aset, menolak dwifungsi TNI, menolak revisi UU Minerba yang bermasalah, menolak impunitas dan meminta pemerintah menuntaskan pengusutan kasus pelanggaran hak asasi manusia berat di masa lampau. 

Selain itu BEM SI juga meminta pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta kesehatan secara nasional. Kemudian menolak cawe-cawe Presiden ke-7 Joko Widodo dalam pemerintahan Prabowo Subianto.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus