Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - TNI AD sudah tidak lagi menerapkan tes keperawanan bagi calom prajurit perempuan dalam rekrutmen baru. “Sudah sejak Mei lalu, mulai diterapkan dalam seleksi penerimaan Bintara di setiap Kodam,” kata Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa usai meninjau dan berbincang dengan prajurit TNI-AD dan US Army di Pusat Latihan Tempur Amborawang, Samboja, Kalimantan Timur, Kamis 12 Agustus 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Andika Perkasa menuturkan penghapusan tes keperawanan tidak hanya bagi calon prajurit, tapi juga sudah tidak diberlakukan lagi untuk calon istri dari prajurit pria yang mengajukan izin menikah. “Kalau prajurit kita sudah memilih, ya sudah. Emang kita mau ngapain,” seloroh Kasad.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di sisi lain, Andika menegaskan peniadaan aturan pemeriksaan genital atau kelamin, khususnya bagian dalam dari vagina dan cervix (rahim) untuk calon prajurit wanita.
Tes tersebut untuk melihat kondisi hymen (selaput dara) apakah masih sempurna atau ruptured (sobek) seluruhnya ataupun sobek sebagian, adalah bagian dari perubahan untuk kemajuan yang diterapkan Angkatan Darat.
Dalam kesempatan lain, Kasad menyebutkan, tes tersebut dianggap tidak lagi memiliki relevansi terhadap tujuan pendidikan militer.
"Karena itu, yang tidak ada lagi hubungannya tidak perlu lagi," tegasnya.
Sebaliknya, sejumlah tes seperti tes buta warna, apakah calon mengidap penyakit atau kelainan yang bisa mengancam jiwa, justru semakin rinci dan ketat.
Baca: Hapus Tes Keperawanan, Andika Perkasa: Untuk Hindari Penularan Penyakit