Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat sekitar Refuse Derived Fuel atau RDF Plant Jakarta di Rorotan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, bakal berdemonstrasi di depan lokasi pengolahan sampah ini pada Sabtu, 22 Februari 2025. Demonstrasi ini meminta Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta untuk meninjau kembali RDF Plant Jakarta yang berada di dekat pemukiman penduduk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengurus RT 18 RW 14 Jakarta Garden City, Cakung Timur, Jakarta Timur, Wahyu Andre mengatakan tuntutan peninjauan ulang itu karena masyarakat merasa terganggu dengan bau busuk yang keluar dari cerobong asap RDF Plant Jakarta. Adapun masyarakat ini terdiri dari tiga kompleks mulai dari Jakarta Garden City, Harapan Indah, hingga Tambun Rengas Cakung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tinjau kembali RDF Plant dan libatkan warga sebagai pengawas keberadaannya,” kata Wahyu kepada Tempo melalui aplikasi WhatsApp, Rabu, 19 Februari 2025. Dia juga meminta pemerintah segera mempertemukan masyarakat terdampak dengan dinas-dinas terkait yang mengelola RDF Plant Jakarta.
Selain demonstrasi, Wahyu juga mempertimbangkan untuk melayangkan gugatan class actionterkait RDF Plant Jakarta itu. Gugatan jenis ini adalah gugatan perwakilan kelompok yang diajukan mewakili kepentingan sejumlah besar orang dengan masalah dan kerugian serupa.
Wahyu menuturkan pihaknya juga sudah mengirimkan surat ke Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta ihwal keluhan pencemaran udara dari aktivitas RDF Plant Jakarta tersebut. Dia berharap pemerintah bisa mempertimbangkan seluruh keluhan ini.
Tempo sebelumnya sudah menyusuri kompleks Jakarta Garden City, pada Selasa, 11 Februari 2025. Memang pada sore hari mulai tercium bau menyengat mirip pupuk kimia yang diduga berasal dari cerobong asap RDF Plant Jakarta. Tempo meninjau pengolahan sampah di tempat itu dan terlihat kabut putih berterbangan di udara. Asalnya memang muncul dari salah satu cerobong tempat tersebut.
Semakin dekat dengan lokasi pengolahan sampah RDF Plant Jakarta, baunya tambah menyengat. Masyarakat yang tidak biasa mencium aroma mirip pupuk kimia itu, dipastikan bakal kesulitan bernafas karena bau tak nyaman terdeteksi oleh indera penciuman.
Kesaksian masyarakat sekitar RDF Plant Jakarta ini bertolak belakang dengan pernyataan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Asep Kuswanto. Asep mengklaim teknologi di fasilitas tersebut telah dirancang agar operasionalnya minim dampak terhadap masyarakat sekitar. Teknologi tersebut antara lain dengan pengendalian emisi dan penangkal bau.
Asep mengatakan RDF Plant dilengkapi dengan teknologi cyclone dan wet scrubber untuk menyaring udara atau asap dari hasil pembakaran sebelum dilepaskan ke lingkungan. Kedua teknologi diklaim membuat udara yang keluar dari fasilitas sudah dinetralkan, sehingga tidak menimbulkan bau dan emisi yang membahayakan lingkungan.
“Fasilitas ini telah dilengkapi dengan sistem pengendalian bau yang canggih, termasuk deodorizer dengan teknologi ozonisasi dan UV sterilization yang mampu menetralkan bau, seperti amonia dan hidrogen sulfida melalui proses oksidasi,” ujar Asep melalui keterangan tertulisnya kepada Tempo, Rabu, 12 Februari 2025.
Soal kebocoran bau yang mengganggu masyarakat sekitar, Project Manager Pembangunan RDF Plant Jakarta KSO Wika-Jaya Konstruksi, Angga Bagus meminta maaf akibat insiden itu. Menurut dia kebocoran bau busuk itu berawal dari pengaturan unit Advanced Oxidation Process (AOP) pada deodorizer yang saat ini belum beroperasi secara penuh.
“Kami sangat menyesal atas insiden yang sempat dirasakan warga sekitar RDF Plant Jakarta. Kami memastikan kejadian tersebut tidak terulang kembali,” kata Angga melalui keterangan tertulisnya kepada Tempo, Rabu, 12 Februari 2025. Dia memastikan pengelola RDF Plant Jakarta akan melakukan langkah preventif supaya kejadian serupa tidak terulang lagi.