Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Bila malam terlalu panjang

Dr sumarno, ahli jiwa rs dr sarjito, yogyakarta sejak 1980 mengamati dengan cermat gangguan sulit tidur (insomnia) pada 40 responden. wanita banyak menderita insomnia dan penyebabnya depresi.

2 April 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TIDAK bisa tidur bisa menyebabkan wanita bunuh diri. Ini dikatakan Psikiater dr. Sumarno, yang menekankan bahwa walaupu tergolong gangguan jiwa ringan, insomnia cukup berbahaya. Dokter ahli jiwa dari RS Dr. Sarjito Yogya ini sejak tahun 1980 mengamati dengan cermat gangguan sulit tidur, atau insomnia. Ia bahkan membuat sebuah penelitian dengan 40 responden. "Saya menemukan dalam masyarakat kita, penderita insomnia lebih banyak wanita," kata psikiater itu pekan lalu. "Perbandingannya dengan penderita pria, 2:1 dan penyebabnya adalah depresi kronis. ' Menurut Sumarno, selain depresi, insomnia juga punya penyebab lain. Misalnya penyakit fisik yang menimbulkan nyeri, ketergantungan pada obat-obatan, dan stres. "Insomnia yang disebabkan penyebab lain tidak saya teliti, jadi saya tidak bisa memastikan apakah penderitanya juga lebih banyak wanita," ujar Sumarno. Dikatakannya, insomnia pada wanita tak bisa dipisahkan dari tingginya angka depresi pada kaum lemah ini. "Adat-istiadat, etika, dan moral dalam kehidupan keluarga mengakibatkan kedudukan wanita menjadi sulit," katanya. Istri, misalnya, sering harus mengkut keinginan suami, yang sebenarnya bertentangan dengan kata hatinya. Bila mereka kena depresi, sulit juga bagi mereka untuk melepas keresahan itu. Maka sebuah masalah kemudian memasuki lingkaran setan. Bukan cuma tidak terpecahkan tapi juga menjadi semakin berat. Depresi akhirnya menjadi kronis. Penelitian Sumarno menunjukkan, wanita yang menderita insomnia memang kebanyakan ibu rumah tangga berusia rata-rata 35-40 tahun. "Yang mahasiswa atau pelajar sangat kecil persentasenya," ujar psikiater itu. Sejak 1980 sampai kini, pola masalah yang menimbulkan depresi hampir tak berubah: problem rumah tangga. Wanita yang ditemukan Sumarno menderita insomnia umumnya sudah sampai ke tingkat berat. "Dalam psikiatri, ini disebut insomnia akhir," ujar Sumarno. Gejalanya, pasien terjaga pada malam hari, dan tidak bisa tidur lagi sampai pagi. Manifestasi depresi kronis yang diidap penderita muncul pada saat ini. Maka malam akan terasa sangat panjang. Ketika itu berbagai bayangan menghantui penderita dan tekanan emosi menjadi intens. Inilah suasana yang potensial bagi munculnya impuls bunuh diri. Pada insomnia awal, si penderita sulit tidur, tetapi sesudah jatuh tertidur, ia tidak terjaga lagi. Insomnia awal inl biasanya diakibatkan oleh gangguan kecemasan saja. Akibat insomnia yang langsung adalah berkurangnya konsentrasi, menjadi emosional, dan berubahnya cara berpikir dan peri laku. Bila tak diobati, bisa berkembang ke depresi kronis. Pengobatannya, menurut Sumarno, bergantung pada diagnosanya. Bila cuma karena stres, cukup dengan istirahat dan obat penenang. Namun, bila sudah sampai ke depresi, diperlukan obat-obat antidepresan. Problem - misalnya krisis rumah tangga yang menyebabkan depresi itu - harus dipecahkan pula. "Obat paling mujarab untuk ini adalah nasihat," ujar Sumarno. Insomnia bisa dicegah dengan olah raga secara tetap. Tapi olah raga itu tak boleh dilakukan sebelum tidur. Menurut Sumarno, paling tidak berjarak lima jam dari waktu tidur. "Pasien-pasien saya yang terkena insomnia awal, ternyata, bisa sembuh dengan cara ini," ujar psikiater itu. Dikatakannya juga bahwa tidur yang fungsional adalah tidur nyenyak. Dalam tidur normal yang rata-rata 8 jam, tidur nyenyak ini hanya 3 jam, selebihnya tidur tidak nyenyak. Kalaupun bisa tidur, penderita Insomnia hanya mampu sampai ke tidur yang tidak nyenyak. "Gangguan baik fisik maupun psikis mudah terjadi, karena mereka tak bisa mendapat istirahat tiga jam yang sangat diperlukan tubuh," ujar Sumarno, psikiater yang kini sedang menyiapkan program doktoralnya di Jepang. Jim Supangkat (Jakarta), I Made Suarjana (Yogyakarta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus