RESEPSI peringatan Hari Nasional Arab Saudi, yang sedianya
diselenggarakan kedutaan besarnya di Jakarta, 23 September
lalu, tiba-tiba dibatalkan. Ada yang menduga pihak kedutaan
enggan pestanya diwarnai berbagai pertanyaan tentang pramugara
Garuda yang kini masih ditahan di Jeddah karena tuduhan
menyelundupkan ganja. Tapi resminya, menurut siaran pers,
pembataian itu "karena negara Arab, khususnya Irak dan Libanon,
kini tengah menghadapi keadaan yang serba sulit."
Perkara « kg ganja, yang baru pertama kali melibatkan orang
Indonesia, memang tak segawat keributan di Teluk Parsi itu.
Pramugara Zainal Arifin, 30 tahun, Selasa dua pekan lalu sudah
balik ke Indonesia dalam keadaan sehat wal afiat. Ia, menurut
sebuah sumber, bahkan mendapat hadiah sebuah arloji berlapis
emas dan beberapa hadiah lain sebagai "ganti rugi" karena telah
ditahan selama dua minggu.
Adapun rekannya, Faisal Adwani, 29 tahun, yang bertubuh tinggi
tegap dan berwajah ganteng, kini masih ditahan di Blok I sebuah
tempat tahanan di Sharafiyah. Sharafiyah adalah sebuah daerah
elite di Jeddah, tak berapa jauh dari lapangan terbang lama.
"Alhamdulillah, kami sudah bisa menjenguknya sampai lima kali,"
kata seorang kakaknya, yang kini bekerja dan mukim di Jeddah,
pekan lalu per telepon kepada TEMPO.
Faisal dan Zainal ditangkap di Jeddah, 29 Agustus lalu, setelah
pesawat Garuda Boeing 747 menurunkan para calon jemaah haji.
Faisal ditangkap karena petugas pabean memergoknya membawa daun
ganja dalam sebuah tas. Zainal ditangkap malam harinya, ketika
sedang berada di penginapan, karena diduga ikut terlibat dalam
percobaan penyelundupan narkotik atau al mukhaddar itu.
Keduanya kemudian diperiksa secara intensif di tempat yang
berbeda Polisi yang memeriksa akhirnya berkesimpulan, Zainal tak
terbukti bersalah. Sebab itulah, ia diizinkan pulang ke
Indonesia. Namun, setibanya di bandar udara Halim Perdanakusuma,
Jakarta, ia dijemput petugas dari Satuan Utama Reserse Narkotik
(Sattama Sersetik) Markas Besar Polri. "Bukan ditahan, melainkan
sekadar dimintai keterangan," kata Kol. Pol. Sakir Subardi,
kepala Dinas Penerangan.
Zainal, menurut Sakir, dalam perkara ini hanya berstatus sebagai
saksi bagi rekannya. Maka, bila ia nanti diperlukan, pihak
Garuda akan mengirimkannya kembali ke Arab Saudi.
Akan halnya Faizal, baik pihak KBRI di Jeddah maupun Markas
Besar Polri, yang mencoba mengetahui persoalannya lewat jalur
Interpol, sampai pekan lalu belum mendapat kejelasan. Tapi,
dugaan buruk atas perlakuan yang diterimanya dalam tempat
tahanan di Jeddah ternyata meleset. Dua minggu setelah pramugara
yang menurut catatan Garuda konduitenya tak tercela itu
diperiksa, keluarganya diizinkan menjenguk.
Kebetulan, Faisal punya seorang kakak yang bekerja di Jeddah.
Suasana tempat tahanan, menurut sang kakak, yang enggan disebut
namanya itu, sangat baik dan bahkan mirip sebuah hotel. "Ketika
saya tawari makanan, Faisal bilang tidak perlu, sebab di dalam
ia merasa tak kurang suatu apa," katanya. Faisal menuturkan
kepadanya soal ganja yang ditentengnya. Faisal, katanya, bukan
pemilik barang haram tadi. Ia mengaku dititipi tas oleh
seseorang, yang harus diserahkan kepada orang lain, calon jemaah
haji, dalam pesawat. "Rupanya Faisal lupa dan tas tadi terbawa
sampai ia turun diJeddah kata abang Faisal.
Meski begitu, ia merasa lega karena Faisal ternyata tabah
menghadapi penahanan atas dirinya. Faisal, sejak boleh
dikunjungi, diberi keleluasaan bertemu familinya. Ia bebas
bercakap-cakap apa saja, tanpa dikawal petugas. "Kalau mau,
Anda juga bisa datang ke sini untuk berbincang dengan Faisal.
Kapan saja," kata seorang pejabat di tempat tahanan di
Sharafiyah kepada TEMPO melalui telepon.
Keadaan Faisal itu tentu merupakan kabar baik bagi, terutama,
ibunya di Jakarta, yang selama ini beranggapan bahwa pemuda
yang tak lama lagi merencanakan akan menikah itu bakal dihukum
pancung. Pihak keluarganya, yang cukup berada, tampaknya akan
berupaya penuh agar Faisal bisa mendapat keringanan hukuman.
Seorang diplomat, menurut sumber di Departemen Luar Negeri,
pekan ini dikirim sebagai utusan ke Arab Saudi untuk mengurus
masalah Faisal itu.
Akan halnya keluarga Zainal, yang semula menduga calon bapak -
istrinya kini tengah mengandung anak pertama - itu tak mungkin
balik kecuali namanya, gembira tak terkira menyambut kedatangan
Zainal. "Kami bersyukur karena doa kami didengar oleh Allah,"
kata Tatik, kakak Zainal, di rumahnya di bilangan Tanah Abang,
Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini