Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 46 orang pekerja migran Indonesia yang menjadi korban perdagangan orang di Myanmar akhirnya tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, pada pukul 21.55 WIb dan 22.10 WIB, Kamis malam 20 Februari 2025. Dari pantauan Tempo, keluarga para korban yang datang dari beberapa wilayah di Jawa sudah berkumpul di depan pintu 2F untuk kedatangan penumpang internasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu yang menunggu adalah Yulianti, istri mantan anggota DPRD Indramayu Robiin yang turut menjadi korban perdagangan orang (TPPO). Yulianti mengaku sudah memperjuangkan kepulangan suaminya sejak setahun yang lalu. Sang suami disekap oleh kelompok penipu di Kota Myawaddy, Myanmar, kemudian dipekerjakan tanpa upah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para penipu menutup semua akses komunikasi. "Suami saya curi-curi kesempatan untuk menghubungi lewat ponsel kantor. Seminggu hanya 10 menit,” kata Yulianti kepada Tempo.
Robin, politikus Partai Nasdem yang menjadi anggota DPRD Indramayu 2014-2019 menjadi korban TPPO pada 2023. Menurut cerita Yulianti, Robiin mendapat tawaran bekerja di perusahaan Thailand dengan gaji Rp 16 juta per bulan. Anehnya, semua barang Robiin justru disita setelah tiba di sana, termasuk ponsel dan paspor. Dia kemudian menjadi satu dari puluhan pekerja migran Indonesia yang dijadikan online scammer di Myanmar.
Yulianti, setelah ditinggal, mengaku sempat kesulitan menafkahi ketiga anaknya. Robiin, kata dia, mencari pekerjaan baru setelah bisnis merugi akibat pandemi Covid-19. “Setelah tidak jadi anggota dewan, suami saya kembali jadi orang sipil biasa," tutur Yulianti.
Para pekerja WNI akhirnya diselamatkan dan dipulangkan ke Indonesia dari Bandara Don Mueang di Bangkok, Thailand. Para pekerja asal Indonesia ini menaiki dua penerbangan, yakni Batik Air ID7630 ETD dan Air Asia QZ257 ETD.
Tak hanya Indonesia, beberapa negara Asia Tenggara lain juga menjadi korban TPPO di perbatasan Thailand dan Myanmar. Pada 18 Februari 2025, pejabat tinggi dari Myanmar, Cina, dan Thailand mendatangi Myawaddy untuk membicarakan langkah pemberantasan penipuan dan perjudian daring di kota perbatasan tersebut.
Myanmar memulangkan sebagian dari mereka yang ditahan. Ada juga sebagian lain yang diproses sesuai prosedur hukum sebelum dikembalikan ke negara asal.
Dewi Rina Cahyani berkontribusi dalam penulisan artikel ini