Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pembobolan data akun situs belanja Tokopedia belum memunculkan titik terang.
Chairman Lembaga Riset Siber Indonesia CISSReC (Communication & Information System Security Research Center) Pratama Persadha yang mengungkap dugaan 91 juta akun di Tokopedia diretas beserta 7 juta akun merchant.
Mabes Polri belum bergerak menelisik dugaan kasus pembobolan data di perusahaan rintisan Unicorn tersebut.
Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Argo Yuwono, Polri belum menerima laporan atau permintaan resmi dari Tokopedia untuk mengusut dugaan peretasan itu.
"Belum ada, kami belum terima (laporan dari Tokopedia)," ucap Argo Yuwono melalui pesan teks hari ini, Senin, 4 Mei 2020.
Menurut Pratama Persadha, data password Tokopedia masih dienkripsi oleh pelaku dan menunggu waktu sampai ada pihak yang bisa membukanya.
"Itulah kenapa pelaku mau melakukan share gratis beberapa juta akun untuk membuat semacam sandiwara siapa yang berhasil membuka kode acak pada password,” ujar Pratama melalui pernyataan tertulis pada Ahad lalu, 3 Mei 2020.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate sedianya memanggil Direksi Tokopedia pada hari ini, Senin, 4 Mei 2020.
Ia mengatakan Kementerian telah meminta perseroan untuk melakukan investigasi dan perusahaan Unicorn tersebut diminta mengambil langkah-langkah untuk menjaga keamanan.
"Tim Kominfo sudah melakukan koordinasi teknis untuk menindaklanjuti adanya isu pembobolan data pengguna Tokopedia," kata Johnny.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini