Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Dokter Forensik Sebut Ibu dan Anak Bunuh Diri di Cinere Tewas Kekurangan Oksigen

Dokter forensik RS Polri mengatakan tidak diketahui pasti siapa yang meninggal lebih dulu dalam kasus ibu dan anak bunuh diri itu.

7 Oktober 2023 | 05.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tim Labfor Bareskrim Polri di rumah penemuan 2 jenazah yang sudah menjadi kerangka di kawasan perumahan elit Kecamatan Cinere Depok, Kamis, 7 September 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Asri, mengatakan kematian ibu dan anak yang bunuh diri di Cinere dipengaruhi oleh kelainan pada organ tubuh korban. Rencana mereka mengakhiri hidup juga didukung kondisi kamar mandi yang sempit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya, Polda Metro Jaya menyatakan Grace Arijani Harapan (64 tahun) dan anaknya, David Ariyanto Wibowo (38 tahun) tewas bunuh diri di kamar mandi rumah mereka. Mereka dipastikan sengaja mengurung diri dalam kamar mandi yang sempit karena ruangan itu dikunci dari dalam. Jenazah mereka ditemukan pada 7 September 2023

Menurut Asri, sang ibu diduga memiliki kelainan organ dalam, sehingga kondisi terkurung di sebuah ruangan sempit dapat memberburuk kesehatannya. "Kami merumuskan bahwa keadaan kelainan organ dalam pada jenazah ini akan mengakibatkan risiko kerentanan yang tinggi pada kondisi kurangnya O2 (oksigen) dalam ruangan," ujar Asri saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jumat, 6 Oktober 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kamar mandi tempat penemuan mayat ibu dan anak itu hanya berukuran 1,8 x 1 meter dan tinggi 2,3 meter. Kamar mandi itu berada di bagian belakang rumah mereka di Perumahan Bukit Cinere Jalan Puncak Pesanggrahan VIII Nomor 39, Cinere, Kota Depok.

Asri menjelaskan, tim dokter melakukan autopsi sehari setelah penemuan jasad ibu dan anak tinggal kerangka itu. Tim dokter forensik mengirimkan sampel hati beserta empedunya, lambung, usus, paru, limpa, dan otak kepada Tim Toksikologi Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri untuk mendeteksi kandungan zat berbahaya seperti racun.

"Setelah menunggu beberapa hari dari tim Puslabfor untuk keracunan, bahwa tidak ditemukan zat racun atau bahan berbahaya lainnya dalam sampel yang kami kirim," kata Asri.

Tim Rumah Sakit Polri juga memeriksa feses dan sampel pada organ untuk mendeteksi penyakit pada korban. Sampel organ yang diperiksa adalah dari jantung, paru, ginjal, otot dada, usus 12 jari, usus halus, usus besar, lambung dan serta aorta.

Selanjutnya tim dokter temukan penyakit kronis yang diderita Grace...

Sang Ibu Derita Penyakit Kronis Paru hingga Jantung

"Dari hasil pemeriksaan tim dokter Ade (Ade Firmansyah Sugiharto) menunjukkan bahwa jenazah ini (Grace) menderita penyakit kronis pada paru yang secara spesifik disebut dengan gudem paru atau sembah paru," tutur Asri.

Dtemukan juga pneumokoniosis dan penyakit jantung menahun, penyakit jantung yang kronis, serta penebalan pada dinding pembuluh darah jantung.

Sedangkan tanda-tanda tindak kekerasan pada jenazah Grace dan David tidak ada. Hal ini sudah dipastikan dengan alat pendeteksi Crime Light Auto.

Asri mengatakan sampel yang diperiksa dari jasad David adalah usus besar, usus halus, usus 12 jari dan lambung, karena organ-organ yang lainnya sudah tidak ada di dalam tubuh jenazah. Ternyata ditemukan ada perdarahan pada usus besar.

"Kami menyimpulkan bahwa keadaan kekurangan oksigen di TKP yang ditunjang dengan kondisi TKP yang sempit akan mengakibatkan korban mati lemas atau kita kenal dalam bahasa forensik adalah asfiksia yang sesuai dengan temuan perdarahan usus pada hasil histopatologi forensik," kata Asri.

Berdasarkan foto yang Tempo terima, jenazah Grace dan David sudah membusuk dan berwarna cokelat tua hingga kerangkanya terlihat. Mereka masih berpakaian dalam posisi tidur di dalam kamar mandi dengan sandaran bantal di dinding.

Asri mengatakan tidak diketahui pasti siapa yang meninggal lebih dulu dalam kasus ibu dan anak bunuh diri itu. Namun dipastikan waktu kematian mereka berdekatan karena pembusukannya jenazah hampir sama.

Catatan Redaksi :

Jangan remehkan depresi. Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri, Dinas Kesehatan Jakarta menyediakan psikolog GRATIS bagi warga yang ingin melakukan konsultasi kesehatan jiwa. Terdapat 23 lokasi konsultasi gratis di 23 Puskesmas Jakarta dengan BPJS.

Bisa juga konsultasi online melalui laman https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id dan bisa dijadwalkan konsultasi lanjutan dengan psikolog di Puskesmas apabila diperlukan.

Selain Dinkes DKI, Anda juga dapat menghubungi lembaga berikut untuk berkonsultasi:

Yayasan Pulih: (021) 78842580.

Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan: (021) 500454

LSM Jangan Bunuh Diri: (021) 9696 9293

M. Faiz Zaki

M. Faiz Zaki

Menjadi wartawan di Tempo sejak 2022. Lulus dari Program Studi Antropologi Universitas Airlangga Surabaya. Biasa meliput isu hukum dan kriminal.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus