Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Dulu Mesra, Sekarang Jauh

Bupati Kutai Kartanegara mengaku tidak terlibat dalam pengungkapan kasus korupsi Gubernur Suwarna. Keduanya telah lama berseteru.

26 Juni 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DITAHANNYA Gubernur Suwarna pada Senin pekan lalu bisa mem-buat peta politik di Kalimantan Timur berubah. Sudah jadi rahasia umum, sang gubernur selama ini selalu bergesekan dengan Bupati Kutai Kartanegara, Syaukani H.R. ”Perseteru-an dua tokoh ini sudah sangat tajam,” ujar seorang pejabat di Samarinda.

Semua itu berkaitan dengan pemilih-an langsung gubernur Kalimantan Timur yang akan digelar pada 2008. Syau-kani akan maju mencalonkan diri sebagai gubernur. Tapi Suwarna, yang tidak mungkin mencalonkan lagi karena sudah dua kali menjabat, tidak akan ting-gal diam. Dia akan mengerahkan jago-jagonya buat mengganjal Syauka-ni. Hal ini juga disadari Bupati Kutai itu. ”Saya akan berhadapan dengan ca-lon-calon pen-dukung Suwarna. Tapi saya siap untuk berkompetisi dengan siapa pun,” kata Syaukani.

Di Kalimantan Timur, posisi Syaukani cukup kuat karena menjadi Ketua Partai Golkar di provinsi ini. Ketika terpi-lih menjadi gubernur untuk kedua- kali-nya pada 2003, Suwarna sebenar-nya juga di-sokong oleh Golkar. Tapi bela-kangan hubungan keduanya memburuk.-

Perseteruan mereka mulai meruncing- saat Syaukani mencalonkan diri seba-gai bupati Kutai Kartanegara untuk ke-dua kalinya pada 2004. Kala itu Suwarna menunjuk Awang Dharma Bakti, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kalimantan Timur, sebagai pejabat Bupati Kutai Kartanegara. Penunjukan Awang dinilai sebagai upaya Suwarna mengganjal Syaukani.

Awang pun terus-menerus mengha-da-pi demonstrasi setiap hari. ”Dia ta-hu ke-bijakannya tidak mendapat dukungan,- namun tetap dipaksakan sehingga masyarakat mengambil keputusannya sen-diri,” ujar Syaukani. Unjuk rasa ini berhasil. Menteri Dalam Negeri M. Ma’ruf ke-mudian membatalkan peng-angkatan Awang sebagai pejabat bupati. Syauka-ni akhirnya terpilih kembali menjadi bu-pati untuk kedua kalinya.

Suwarna juga pernah mencoba menggoyang kursi Ketua DPD Golkar yang di-duduki Syaukani. Pada 2004, saat Musya-warah Daerah Golkar digelar, Suwarna mendekati sejumlah ketua DPD II Golkar agar mencalonkan dirinya dan mencampakkan Syaukani. Namun upayanya tak berhasil. Tiga belas DPD II Golkar yang berada di provinsi itu tetap di belakang Syaukani.

Kedua tokoh ini pernah pula berebut- jabatan Ketua Komite Olahraga Nasio-nal Indonesia (KONI) Kalimantan T-i-mur. Dengan alasan Syaukani tak becus memimpin organisasi olahraga itu, pada 2005 Suwarna mendesak digelar musya-warah daerah KONI luar biasa. Akhir-nya Syaukani memilih mengundurkan diri. Suwarna kemudian menggantikan posisi Syaukani sebagai Ketua KONI Kalimantan Timur.

Belakangan giliran Suwarna yang digoyang dari kursi gubernur. Pada November tahun lalu, DPRD Kalimantan Timur menggelar pleno untuk meminta pertanggungjawaban Suwarna perihal dugaan korupsi proyek perkebunan kelapa sawit yang melibatkan dirinya.- Hampir semua partai mendukung ma-nuver ini, termasuk Partai G-olkar yang memiliki jumlah kursi terbanyak di DPRD. Satu-satunya yang ber-sikap abstain ada-lah PDIP. Kubu Suwarna menuduh Syau-kani berada di balik manuver ini.

Sidang paripurna kemudian berhasil- memutuskan Suwarna dan Sekretaris- Daerah Kalimantan Timur Syaiful Te-teng dicopot dari jabatannya. Keduanya dinilai melakukan korupsi dalam proyek kelapa sawit. Tapi keputusan DPRD itu tidak disetujui oleh Menteri Dalam Nege-ri, sehingga Suwarna pun tetap menjadi gubernur sampai sekarang.

Persaingan antara kedua figur itu semakin pelik karena masing-ma-sing ju-ga sedang diincar oleh penegak h-u-kum. Beberapa lembaga masyarakat p-er-nah me-laporkan Syaukani ke Ko-misi Pemberantasan Korupsi. Dia dituduh me-lakukan korupsi dalam pembangunan lapangan udara Kutai Kartanegara, pro-yek wisa-ta Pulau Kumala, dan pemba-ngunan la-pangan golf. Menurut sumber Tempo, ada sekitar sebelas kasus korupsi yang dilakukan Syaukani yang kini sudah di tangan KPK.

Sebelum Syaukani diperiksa Ko-misi, Suwarna lebih dulu dijadikan tersangka dan akhirnya ditahan ka-rena k-asus proyek kelapa sawit. Hanya, Syauka-ni membantah dirinya berada di balik penahanan Suwarna. Menurut dia, hu-bungannya dengan Suwarna dulu sebe-tulnya dekat. Dia juga yang dulu mendukungnya jadi gubernur pada 2003. ”Belakangan dia yang sengaja men-jauh dari saya. Entah kenapa kami ber-dua selalu mempunyai pendapat berbe-da, pokoknya tidak cocoklah,” ujar Sy-aukani.

L.R. Baskoro, Sg. Wibisono (Balikpapan)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus