DUA puluh penumpang Bis Yusuf Sekeluarga asyik menikmati
kantuknya Bis melaju dari Pulogadung menuju Pekalongan tanpa
halangan. Tidak ada suara di bis itu kecuali obrolan antara
kondektur Suwindo dengan sopir Asikin di tengah malam itu.
Kenek, Caswan tertidur di tempat duduknya di bagian belakang.
Sampai bis berhenti di pasar Jatibarang untuk menurunkan seorang
lelaki tua, penumpang masih dibuai mimpi.
Tapi ketenangan itu tidak lama. Enam orang pemuda menyerobot
naik bis di pasar itu. Caswan tanpa curiga bermaksud mengutip
ongkos dari penumpang baru itu. Tapi, "mereka mengeluarkan pisau
dan golok," tutur Caswan. Selanjutnya, aba-aba dari pembajak,
"kalau ingin selarnat semua diam di tepat."
Asikin di bawah todongan pisau diperintahkan mematikan semua
lampu dan memperlambat laju kendaraannya. Suwindo ang mencoba
mendekati pintu dibating dan diinjak pembajak. Di kegelapan
itu, pembajak menguras kantung Suwindo, uang setoran sebanyak Rp
80 ribu. Berikut perhiasan dan uang penumpang kerugian malam
itu ditaksir sekitar Rp 1,2 juta.
Kejadian itu hanya dua hari setelah Pangkopkamtib Sudomo
mengumumkan akan menurunkan pasukan tempur untuk melawan
pembajak yang merajalela di seantero Pulau Jawa dalam dua bulan
ini. Pertengahan bulan ini Sudomo memerintahkan semua Laksusda
mengatasi pembajakan bis antarkota. Tapi setelah itu selain bis
YS yang dibajak 18 Maret itu, berbagai bis lain masih jadi
korban. Tidak kurang dari 21 buah bis sejak awal Februari kena
bajak.
Sebab itu, Sudomo mengulangi tekadnya untuk memerangi pembajak
dalam pertemuannya dengan hampir 700 pengusaha bis seluruh Jawa
dan Sumatera, Kamis malam pekan lalu di DPRD DKI Jakarta.
"Mereka sudah keterlaluan,' kata Sudomo. Ia tidak melihat
pilihan lain, kecuali membentuk "Kil lers Squad" semacam pasukan
istimewa. "Pasukan itu yang menghancurkan teror Warman, sekarang
untuk melawan pembajak," kata Sudomo. Malam itu pula Kas
Kopkamtib, Wijoyo Suyono mengumpulkan semua Laksusda se-Jawa
untuk menyiapkan operasi yang digambarkan besar-besaran.
Operasi besar-besaran itu agaknyasangat dibutuhkan. Pembajakan
bis sudah seperti kerja harian penjahat saja. Di sekitar Cirebon
tempat bis YS dibajak dua bulan ini tercatat lima kali
pembajakan. "Itu yang tercatat. Sebab banyak juga sopir yang
tidak lapor karena takut bisnya nggak laku atau takut sama
pembajaknya," kata seorang perwira polisi di Cirebon. Selain bis
YS, tercatat bis Bukit Mulya, Darnri, Kelapa Mas yang dibajak di
wilayah itu.
Kawasan Cirebon bukan satu-satunya yang gawat akibat ulah
pembajak di seluruh Pulau Jawa. Satu-satunya provinsi yang
tercatat masih aman, hanyalah awa Timur dengan sebuah
pembajakan elarna dua bulan ini. Solo, misalnya, tidak kalah
gawat dibanding Cirebon. Seddaknya di bulan Maret saja, ada enam
buah bis yang kena bajak di-sana. Dan yang paling mengagetkan
penduduk Solo, adalah pembajakan bis Hasti di yang bolong, yang
jatuh pada tanggal 11 Maret. Apalagi tempa terjadinya
pembajakan sudah memasuki Kota Solo, dan di jalanan yang ramai.
Ceritanya, kata Masngut, sopir bis itu, dimulai dari pinggiran
Kota Solo. Bis Hasti yang membawa 20 penumpang dari Surabaya
mengisi solar dipompa bensin Palur pagi itu. Di tempat itu naik
dua orang anak muda seperti pelajar membawa tas dan map. "Nunut
ke kota pak," kata salah seorang penumpang baru itu. Masngut
tidak peduli, sebab di daerah itu sudah biasa anak sekolah
numpang gratis.
Tapi "pelajar" yang dua ini lain dari biasanya. Baru saja bis
beranjak dari pompa bensin itu, kondektur bis Broto yang duduk
di belakang, kaget. Jamnya dijambret. Ternyata selain dua
penumpang yang naik di depan ada sekitar empat orang lain naik
dari belakang. Broto tidak berani menghadapi kawanan yang
ternyata pembajak itu. Ia mendekati Sopir ke depan dan berbisik,
"gawat pak di belakang banyak gali-gali, bawa saja bis ke
kantor polisi," sarannya.
Bisikan Broto ini didengar oleh dua orang "pelajar" yang duduk
di belakang Masngut. Segera kedua anak itu bangkit dan
memerintahkan Masngut berjalan pelan. Dari kaca spion Masngut
Sempat melihat penumangnya dipreteli pembajak Seorang penumpang
mencoba melawan, tapi keburu kena hajar. Setelah itu tidak ada
yang berkutik lagi.
Tidak lama aksi itu berjalan, di jembatan Jurug masih di
pinggiran Kota solo, semua pembajak itu melompat turun. Di
tempat itu ternyata sudah menunggu sebuah mobil Colt. Dengan
mobil itu para pembajak kabur. "Aneh, Solo yang dikenal orangnya
baik-baik ternyata banyak perampok. Tapi saya percaya itu bukan
orang Solo," kata Sudomo.
Dari ke-21 pembajakan yang terjadi dalam dua bulan ini, menurut
Sudomo, empat di antaranya berhasil digagalkan, justru oleh
penumpang sendiri. Salah satu adalah pembajak bis YS dari
jurusar Cirebon menuju Jakarta 18 Maret lalu. Di terminal
Cikampek naik dua orang anak muda dengan gaya mabuk dan mulut
berbau alkohol. Kondektur Sukarman melihat gejala tidak beres
itu sehingga tidak berani mengutip kos.
SALAH seorang dari dua anak muda itu--kemudian dikenal bernama
Somantri -- mulai meminta uang kepada penumpang yang duduk di
sekitarnya. Ada enam orang penumpang yang memenuhi
permintaannya. Sampai giliran penumpang ketujuh, perminuan
Somantri ditolak. Tentu saja Somantri naik pitam. Ia langsung
merogoh pisau di pinggangnya. Tapi calon korban lebih sigap
lagi. Tangan Somantri berhasil ditepisnya. Pisau yang dipegang
Somantri memakan tuannya, menembus perur pemuda Jebolan STN itu.
Melihat perampok itu berlumuran darah penumpang lain ikut
mengeroyok. Ketika itulah Adun yang mengemudikan bis menginjak
rem. Ksempatan itu dimanfaatkan teman Somantri untuk lolos.
Somantri yang masih berbaring di RS Karawang mengaku baru kali
itu merampok bis. "Mungkin karena minuman saya lupa diri,"
katanya. Bekas kondektur bis Kramat Jati itu membantah ada
temannya menumpang bis YS malam iu. Walau semua penumpang
menuduh berteman. "Keterangan penumpang itu tidak benar, saya
hanya sendiri," kata bujangan yang mengaku anak pensiunan polisi
itu.
Kerugian pun terasa di kalangan pengusaha bis. "Jumlah penumpang
menurun sampai 40%," tutur Olan, kondektur bis Bukit Mulya yang
juga kena bajak awal Maret. Angka itu dibenarkan Wakil Ketua
Serikat Buruh Angkutan Jalan Raya, terminal Cicaheum, Jawa
Barat, Cholil.
"Kalau begini terus-terusan kami prihatin," ujar Apih Priatna,
pengusaha bis YS di Cirebon. Setelah dua buah bisnya menjadi
korban pembajakan selama Maret ini, penghasilan perusahaannya
merosot 60%. Sebab.itu ratusan pengusaha bis Ja-Bar bulan ini
menghadap Kadapol Langlangbuana menyampaikan keresahan mereka.
Kadapol sudah membentuk operasi khusus bernama "Operasi Buana".
Berbagai satuan dari polisi lalu-lintas sampai provost
diturunkan ke daerah-daerah rawan, terutama jalur utara Jawa
Barat. Tapi sampai saat ini belum membawa hasil "Satu dua kali
mereka bisa berhasil lolos, tapi saya yakin sebetul pemilu
komplotan itu sudah bisa digulung," ujar Dan Wil 85, Cirebon,
Kol. Pol. Danoeri. Di wilayahnya pembajak bis memegang rekor
tertinggi untuk Ja-Bar.
Sebab itu hampir semua pengusaha bis yang menghadiri acara tatap
muka dengan Sudomo menyambut gembira tekad Kopkamtib. Selain
dari memben tuk pasukan untuk mengamankan bisbis di perjalanan,
Sudomo menjanjikan juga pengamanan di terminal-terminal akan
diperketat, seperti di pelabuhan udara. Di daerah-daerah rawan,
operasi yang dikoordinasikan langsung oleh Laksusda itu, akan
dilakukan secara terbuka dan perintah tembak di tempat. "Ini
bukan karena kita panik, tapi mereka sudah kurangajar," kata
Sudomo yang memang senang ceplas-ceplos itu.
Tapi kenapa harus tentara yang turun? Asisten Kapolri, Mayor
Jenderal Pol. Soeradi Permana membantah, kalau polisi dinilai
tidak mampu lagi mengatasi pembajakan bis itu. "Bukan begitu,
pembajakan itu perampokan biasa, tapi karena masyarakat resah
Pak Domo turun tangan," ujar Soeradi selesai acara tatap muka
dengan pengusaha bis itu. Dan ia menambahkan, "toh tentara turun
untuk membantu polisi."
Tindakan apa pun yang akan diambil dan kesatuan mana pun yang
turun, yang paling menggembirakan tentunya jaminan Panglima
Kopkamtib Sudomo itu "Bulan April saya tidak ingin membaca lagi
pembajakan bis di korankoran." Cuma tentunya belum jelas,
kejahatan macam apa lagi yang bakal muncul, kalau penindakan
terhadap penjahat tidak benar-benar tuntas. Sebab setelah
ramainya kasus perampasan toko emas, disusul perampasan nasabah
bank, bulan ini giliran penumpang bis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini