Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Dulu rampok bank, kini bajak bis mengatasi bajak bis

Beberapa kasus pembajakan bis, tak kurang 21 bis di pulau jawa selama dua bulan ini dibajak, kopkamtib membentuk pasukan khusus dan mengadakan tatap muka dengan para pengusaha angkutan. (krim)

3 April 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DUA puluh penumpang Bis Yusuf Sekeluarga asyik menikmati kantuknya Bis melaju dari Pulogadung menuju Pekalongan tanpa halangan. Tidak ada suara di bis itu kecuali obrolan antara kondektur Suwindo dengan sopir Asikin di tengah malam itu. Kenek, Caswan tertidur di tempat duduknya di bagian belakang. Sampai bis berhenti di pasar Jatibarang untuk menurunkan seorang lelaki tua, penumpang masih dibuai mimpi. Tapi ketenangan itu tidak lama. Enam orang pemuda menyerobot naik bis di pasar itu. Caswan tanpa curiga bermaksud mengutip ongkos dari penumpang baru itu. Tapi, "mereka mengeluarkan pisau dan golok," tutur Caswan. Selanjutnya, aba-aba dari pembajak, "kalau ingin selarnat semua diam di tepat." Asikin di bawah todongan pisau diperintahkan mematikan semua lampu dan memperlambat laju kendaraannya. Suwindo ang mencoba mendekati pintu dibating dan diinjak pembajak. Di kegelapan itu, pembajak menguras kantung Suwindo, uang setoran sebanyak Rp 80 ribu. Berikut perhiasan dan uang penumpang kerugian malam itu ditaksir sekitar Rp 1,2 juta. Kejadian itu hanya dua hari setelah Pangkopkamtib Sudomo mengumumkan akan menurunkan pasukan tempur untuk melawan pembajak yang merajalela di seantero Pulau Jawa dalam dua bulan ini. Pertengahan bulan ini Sudomo memerintahkan semua Laksusda mengatasi pembajakan bis antarkota. Tapi setelah itu selain bis YS yang dibajak 18 Maret itu, berbagai bis lain masih jadi korban. Tidak kurang dari 21 buah bis sejak awal Februari kena bajak. Sebab itu, Sudomo mengulangi tekadnya untuk memerangi pembajak dalam pertemuannya dengan hampir 700 pengusaha bis seluruh Jawa dan Sumatera, Kamis malam pekan lalu di DPRD DKI Jakarta. "Mereka sudah keterlaluan,' kata Sudomo. Ia tidak melihat pilihan lain, kecuali membentuk "Kil lers Squad" semacam pasukan istimewa. "Pasukan itu yang menghancurkan teror Warman, sekarang untuk melawan pembajak," kata Sudomo. Malam itu pula Kas Kopkamtib, Wijoyo Suyono mengumpulkan semua Laksusda se-Jawa untuk menyiapkan operasi yang digambarkan besar-besaran. Operasi besar-besaran itu agaknyasangat dibutuhkan. Pembajakan bis sudah seperti kerja harian penjahat saja. Di sekitar Cirebon tempat bis YS dibajak dua bulan ini tercatat lima kali pembajakan. "Itu yang tercatat. Sebab banyak juga sopir yang tidak lapor karena takut bisnya nggak laku atau takut sama pembajaknya," kata seorang perwira polisi di Cirebon. Selain bis YS, tercatat bis Bukit Mulya, Darnri, Kelapa Mas yang dibajak di wilayah itu. Kawasan Cirebon bukan satu-satunya yang gawat akibat ulah pembajak di seluruh Pulau Jawa. Satu-satunya provinsi yang tercatat masih aman, hanyalah awa Timur dengan sebuah pembajakan elarna dua bulan ini. Solo, misalnya, tidak kalah gawat dibanding Cirebon. Seddaknya di bulan Maret saja, ada enam buah bis yang kena bajak di-sana. Dan yang paling mengagetkan penduduk Solo, adalah pembajakan bis Hasti di yang bolong, yang jatuh pada tanggal 11 Maret. Apalagi tempa terjadinya pembajakan sudah memasuki Kota Solo, dan di jalanan yang ramai. Ceritanya, kata Masngut, sopir bis itu, dimulai dari pinggiran Kota Solo. Bis Hasti yang membawa 20 penumpang dari Surabaya mengisi solar dipompa bensin Palur pagi itu. Di tempat itu naik dua orang anak muda seperti pelajar membawa tas dan map. "Nunut ke kota pak," kata salah seorang penumpang baru itu. Masngut tidak peduli, sebab di daerah itu sudah biasa anak sekolah numpang gratis. Tapi "pelajar" yang dua ini lain dari biasanya. Baru saja bis beranjak dari pompa bensin itu, kondektur bis Broto yang duduk di belakang, kaget. Jamnya dijambret. Ternyata selain dua penumpang yang naik di depan ada sekitar empat orang lain naik dari belakang. Broto tidak berani menghadapi kawanan yang ternyata pembajak itu. Ia mendekati Sopir ke depan dan berbisik, "gawat pak di belakang banyak gali-gali, bawa saja bis ke kantor polisi," sarannya. Bisikan Broto ini didengar oleh dua orang "pelajar" yang duduk di belakang Masngut. Segera kedua anak itu bangkit dan memerintahkan Masngut berjalan pelan. Dari kaca spion Masngut Sempat melihat penumangnya dipreteli pembajak Seorang penumpang mencoba melawan, tapi keburu kena hajar. Setelah itu tidak ada yang berkutik lagi. Tidak lama aksi itu berjalan, di jembatan Jurug masih di pinggiran Kota solo, semua pembajak itu melompat turun. Di tempat itu ternyata sudah menunggu sebuah mobil Colt. Dengan mobil itu para pembajak kabur. "Aneh, Solo yang dikenal orangnya baik-baik ternyata banyak perampok. Tapi saya percaya itu bukan orang Solo," kata Sudomo. Dari ke-21 pembajakan yang terjadi dalam dua bulan ini, menurut Sudomo, empat di antaranya berhasil digagalkan, justru oleh penumpang sendiri. Salah satu adalah pembajak bis YS dari jurusar Cirebon menuju Jakarta 18 Maret lalu. Di terminal Cikampek naik dua orang anak muda dengan gaya mabuk dan mulut berbau alkohol. Kondektur Sukarman melihat gejala tidak beres itu sehingga tidak berani mengutip kos. SALAH seorang dari dua anak muda itu--kemudian dikenal bernama Somantri -- mulai meminta uang kepada penumpang yang duduk di sekitarnya. Ada enam orang penumpang yang memenuhi permintaannya. Sampai giliran penumpang ketujuh, perminuan Somantri ditolak. Tentu saja Somantri naik pitam. Ia langsung merogoh pisau di pinggangnya. Tapi calon korban lebih sigap lagi. Tangan Somantri berhasil ditepisnya. Pisau yang dipegang Somantri memakan tuannya, menembus perur pemuda Jebolan STN itu. Melihat perampok itu berlumuran darah penumpang lain ikut mengeroyok. Ketika itulah Adun yang mengemudikan bis menginjak rem. Ksempatan itu dimanfaatkan teman Somantri untuk lolos. Somantri yang masih berbaring di RS Karawang mengaku baru kali itu merampok bis. "Mungkin karena minuman saya lupa diri," katanya. Bekas kondektur bis Kramat Jati itu membantah ada temannya menumpang bis YS malam iu. Walau semua penumpang menuduh berteman. "Keterangan penumpang itu tidak benar, saya hanya sendiri," kata bujangan yang mengaku anak pensiunan polisi itu. Kerugian pun terasa di kalangan pengusaha bis. "Jumlah penumpang menurun sampai 40%," tutur Olan, kondektur bis Bukit Mulya yang juga kena bajak awal Maret. Angka itu dibenarkan Wakil Ketua Serikat Buruh Angkutan Jalan Raya, terminal Cicaheum, Jawa Barat, Cholil. "Kalau begini terus-terusan kami prihatin," ujar Apih Priatna, pengusaha bis YS di Cirebon. Setelah dua buah bisnya menjadi korban pembajakan selama Maret ini, penghasilan perusahaannya merosot 60%. Sebab.itu ratusan pengusaha bis Ja-Bar bulan ini menghadap Kadapol Langlangbuana menyampaikan keresahan mereka. Kadapol sudah membentuk operasi khusus bernama "Operasi Buana". Berbagai satuan dari polisi lalu-lintas sampai provost diturunkan ke daerah-daerah rawan, terutama jalur utara Jawa Barat. Tapi sampai saat ini belum membawa hasil "Satu dua kali mereka bisa berhasil lolos, tapi saya yakin sebetul pemilu komplotan itu sudah bisa digulung," ujar Dan Wil 85, Cirebon, Kol. Pol. Danoeri. Di wilayahnya pembajak bis memegang rekor tertinggi untuk Ja-Bar. Sebab itu hampir semua pengusaha bis yang menghadiri acara tatap muka dengan Sudomo menyambut gembira tekad Kopkamtib. Selain dari memben tuk pasukan untuk mengamankan bisbis di perjalanan, Sudomo menjanjikan juga pengamanan di terminal-terminal akan diperketat, seperti di pelabuhan udara. Di daerah-daerah rawan, operasi yang dikoordinasikan langsung oleh Laksusda itu, akan dilakukan secara terbuka dan perintah tembak di tempat. "Ini bukan karena kita panik, tapi mereka sudah kurangajar," kata Sudomo yang memang senang ceplas-ceplos itu. Tapi kenapa harus tentara yang turun? Asisten Kapolri, Mayor Jenderal Pol. Soeradi Permana membantah, kalau polisi dinilai tidak mampu lagi mengatasi pembajakan bis itu. "Bukan begitu, pembajakan itu perampokan biasa, tapi karena masyarakat resah Pak Domo turun tangan," ujar Soeradi selesai acara tatap muka dengan pengusaha bis itu. Dan ia menambahkan, "toh tentara turun untuk membantu polisi." Tindakan apa pun yang akan diambil dan kesatuan mana pun yang turun, yang paling menggembirakan tentunya jaminan Panglima Kopkamtib Sudomo itu "Bulan April saya tidak ingin membaca lagi pembajakan bis di korankoran." Cuma tentunya belum jelas, kejahatan macam apa lagi yang bakal muncul, kalau penindakan terhadap penjahat tidak benar-benar tuntas. Sebab setelah ramainya kasus perampasan toko emas, disusul perampasan nasabah bank, bulan ini giliran penumpang bis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus