Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menangkap seorang guru honorer HR (27 tahun) di SD Negeri di Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat karena diduga telah mencabuli belasan siswanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kasat Reskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto mengatakan guru tersebut ditangkap di rumahnya tanpa perlawanan setelah pihak kepolisian mendapat laporan dari orang tua siswa yang mengalami pencabulan, Senin, 26 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami langsung mengirim petugas untuk melakukan penangkapan terhadap pelaku, tanpa perlawanan pelaku digelandang ke Mapolres Cianjur, guna menjalani pemeriksaan," katanya, Kamis, 29 Februarai 2024 seperti dilansir dari Antara.
Tono menjelaskan, pihaknya masih mengembangkan kasus tersebut dengan meminta keterangan saksi lainnya karena diduga korban pencabulan ada lebih dari 15 siswa. Namun, baru satu orang yang melapor, sehingga korban lainnya diminta dapat melapor dengan jaminan identitasnya akan dirahasiakan.
Polres Cianjur juga sudah membentuk tim untuk mendalami kasus pelecehan seksual tersebut. Anggota polres akan turun langsung ke sekolah untuk menggali informasi dan memastikan siapa saja yang telah menjadi korban pencabulan guru tersebut.
"Kalau keterangan dari saksi kemungkinan jumlah korban lebih dari 15 orang, saat ini tim sudah dikirim ke lokasi sekolah untuk menggali lebih dalam berapa jumlah korban," katanya.
Adapun informasi dari keluarga korban yang minta namanya disamarkan sebut saja Ocim (32), menyebutkan aksi bejat oknum guru itu, terungkap setelah seorang siswa melaporkan perbuatan HR pada orang tuanya usai mengikuti lomba di sekolah.
Sebelumnya HR membawa siswa tersebut ke dalam ruangan yang sepi untuk melancarkan perbuatan menyimpangnya, setelah melampiaskan nafsunya, pelaku mengancam agar siswa tidak menceritakan perbuatannya tersebut pada siapapun termasuk orang tua.
"Korbannya sangat banyak dari berbagai angkatan mungkin lebih dari 100 orang," kata Ocim.
Bahkan informasi didapat orang tua siswa, korban pencabulan guru laki-laki itu yang sudah ketahuan sekitar 2 kelas ditambah siswa yang sudah lulus dari sekolah tersebut. Sebagian besar korban mengalami tekanan usai mengalami kejadian pelecehan seksual, sehingga tidak berani melapor.