Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Halte Transjakarta depan Balai Kota DKI di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, kembali beroperasi setelah atapnya sempat ambruk. Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Anang Rizkani Noor menyebut halte itu telah selesai direvitalisasi dan kembali dioperasikan Senin kemarin.
"Halte Balai Kota hadir dengan kapasitas yang lebih besar," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Senin, 22 Agustus 2022.
Usai direvitalisasi, halte bus ini juga dilengkapi sejumlah fasilitas, mulai dari mesin gate, kamera pengintai atau CCTV, Passenger Information System (PIS), Wifi, dan musala.
Bus Transjakarta yang melintasi Halte Balai Kota melayani rute Pulogadung-Harmoni (Koridor 2), Kampung Rambutan-Harmoni (7F), PIK-Balai Kota (1A), Monas-PGC (5C), Pulogadung-Rawa Buaya (2A), dan ASMI 2-Rawa Buaya (2D).
Halte Balai Kota ini adalah halte Transjakarta ketiga yang sudah direvitalisasi. Dua halte lain adalah Halte Kwitang dan Halte GBK.
Pada tahap pertama, PT Transjakarta akan memugar 11 halte. Tahun ini ada 46 halte yang masuk daftar perbaikan. "Kami akan terus melakukan upaya peningkatan lain," ujar dia.
Atap halte ambruk saat revitalisasi
Pada saat direvitalisasi, atap Halte Balai Kota sempat ambruk dan membuat geram Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi. "Kami koreksi siapa, sih, pemenang tender di situ," kata Prasetyo di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin, 1 Agustus 2022.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT Transjakarta Anang Rizkani Noor menerangkan revitalisasi halte tersebut dikerjakan PT. Wijaya Karya (Persero). Dia tak mau mengomentari ambruknya atap tersebut lantaran halte belum dialihkan kepada PT Transjakarta. "Jadi itu masih menjadi kewajiban kontraktor. Jadi bisa tanya kontraktor," ucap dia.
Halte ini berada di tengah-tengah jalan raya. Lokasi persisnya di dekat IRTI Monumen Nasional (Monas). Prasetyo juga menyoroti pohon di halte Transjakarta yang tidak ditebang. Sebuah pohon besar dibiarkan tetap berdiri dan hidup, sehingga menjadi bagian dari halte Transjakarta.
Menurut Prasetyo Edi, Transjakarta seharusnya bisa berkoordinasi dengan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI agar menebang pohon tersebut jika memang area tersebut diprioritaskan untuk membangun halte Transjakarta. "Sekarang gunanya untuk apa pohon ada di dalam halte?" tanya politikus PDIP ini.
Baca juga: Atap Halte Transjakarta Ambruk, Polsek Gambir Tak Temukan Unsur Kelalaian
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini