Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Depok - Keluarga membantah mahasiswi korban pembunuhan di Depok berpacaran dengan pelaku, Argiyan Arbirama, 20 tahun. Korban, Kayla Rizki Andini, 20 tahun, dibunuh di rumah kontrakan Jalan Raden Saleh, Gang Haji Daud RT. 4/5 Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok, Kamis sore, 18 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ibu korban, Dini Andriyani, 46 tahun, menuturkan anaknya baru kenal dua hari dengan pelaku. Ia mengetahui hal tersebut karena korban terbuka dengan dirinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mau apapun dia (korban) cerita dan terbuka sama saya, saya enggak kenal sebelumnya," kata Dini saat dijumpai di rumah orang tuanya di RT. 02/09 Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Minggu, 21 Januari 2024.
Dini mengungkapkan teman kampus anaknya menceritakan kalau pelaku ke kampus dan menyatakan cinta ke korban dua kali tetapi ditolak. "Kayla masih tolak, tidak mau, pergi ke Blok M nembak Kayla lagi, tapi tetap ditolak," ungkap Dini.
Menurut Dini, pelaku pernah mengajak makan, tapi korban yang membayar tagihannya. Hal ini sempat diceritakan korban ke rekannya.
"Anak saya cerita ke temannya, ‘wajar enggak kalau makan cewek yang bayarin?’ temannya terus tanya ‘siapa, jangan bilang kalau si cowok itu?’ anak saya bilang, ‘iya kemaren gue yang bayarin’," kata Dini.
Setelah itu, korban mengatakan akan ke rumah pelaku karena mau dikenalkan dengan orang tuanya. "Karena si cowok bilang ‘kan kemarin gue udah dateng ke rumah loe, sekarang gantian’," tutur Dini.
Ia menilai anaknya tidak berpikiran macam-macam karena ada keluarga di rumah kontrakan pelaku.
"Tetangga lihat Kayla datang, dengar ada keributan, tidak tahu bagaimana, mungkin dia berbicara ke anak saya, memaksa anak saya berbuat 'begitu', anak saya menolak," papar Dini.
Saat berangkat ke kampus Kamis, 18 Januari 2024, anaknya mengenakan kemeja dengan dalaman tanktop, ia menduga pelaku menarik kemeja korban. "Dia berusaha melindungi agar tidak dinodai sama pelaku, dia menjaga kehormatan dia," kata Dini.
Dini sedih karena merasa tidak ada di samping saat anaknya mempertahankan kehormatan hingga meninggal. "Mungkin saat itu dia bilang. Mama tolong saya mama tolong saya, saya dekat banget dengan dia," ucap Dini lirih.
Ia menegaskan Kayla merupakan anak penurut dan tidak pernah keluar sendiri karena selalu diantar orang tua, kakek atau sepupunya.
"Kemarin pas dia (pelaku) datang, cemburu sama sepupunya, sempat cemburu. Makanya, keponakan saya bilang, ‘neng, itu cowok begitu banget’ (dijawab Kayla) ‘iya dia cemburu banget, padahal belum apa-apa’," katanya.
Saat ke rumah kakek korban pun pelaku menghapus semua foto-foto di media sosial, bahkan nomor telepon kurir paket pun dihapus.
"Anak saya cerita ke teman kampusnya, itu foto gue dihapus-hapusin, tukang paket juga dihapus, makanya saya bilang cemburu apa, emang pacaran sama anak saya, orang baru ketemu dua hari," papar Dini.
Sebelumnya, pelaku sempat komunikasi di Line, tetapi obrolannya sudah mengarah ke percakapan dewasa. "Itu awalnya ya, cerita ke teman kampus, kalau ada cowok baru kenal ngomongnya sudah begini-begini, terus dijawab temannya, ‘blok saja, Key, akhirnya diblok sama anak saya," ujarnya.
Namun, lanjut Dini, pelaku ganti nomor dan kembali menghubungi anaknya, ia mengaku heran korban bisa berkomunikasi dengan pelaku. "Masih di minggu-minggu itu, ketemunya pas Rabu (17 Januari 2024)," ucap Dini.