Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Info Volvo

Misteri pembunuhan atas Sikin, 15, penarik becak, di Jl. Tebet Raya, baru terungkap berkat penelepon gelap. Pelaku adalah para penumpang Volvo, yang kini lima dari tujuh orang sudah ditahan. (krim)

7 September 1985 | 00.00 WIB

Info Volvo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
BAGI polisi, informasi sekecil apa pun memang bisa sangat berarti. Polsek Tebet, Jakarta Selatan, pekan lalu berhasil mengungkap kasus pembunuhan yang sudah berumur setahun, berkat telepon dari seseorang yang tak mau menyebutkan identitasnya. Tiga tersangka telah ditangkap dan dua lainnya menyerahkan diri setelah polisi menemukan bukti dan petunjuk kuat tentang keterlibatan mereka. Sebelumnya, upaya menyidik perkara pembunuhan atas Sikin, 15, seolah buntu. Yang diketahui polisi hanyalah bahwa beberapa tersangka yang terlibat kasus itu mengendarai dua mobil. Satu di antaranya mobil Volvo. Dinihari itu, 12 Agustus 1984, Sikin dan beberapa temannya sesama penarik becak pulang dari menonton film. Mereka melewati Jalan Tebet Raya. Sambil berjalan, karena iseng, mereka menendang-nendang sebuah kaleng bekas oli. Tak sengaja, kaleng tadi melesat ke tengah jalan. Bersamaan dengan itu, muncul sebuah Volvo. Kaleng membentur mobil itu dan mental mengenai kaca. Kaleng sial itu tak sampai memecahkan kaca, memang, tapi para penumpang mobil yang baru pulang dari diskotik menjadi panas. Wenda, yang menyetir, memundurkan kendaraannya. Rekan mereka yang naik mobil lain berbuat serupa. Ketujuh orang itu meloncat dari mobil dan memukul Sikin, Suwandi, dan kelima rekannya. "Saya yang pertama sekali dipegang, langsung ditonjok," kata Suwandi. Terjadi perkelahian sebentar, dan karena terdesak, Suwandi dan kawan-kawan lari menjauh. Seseorang mengejar dan menusuk Sikin dengan pisau. Korban masih mencoba berlari, tapi akhirnya jatuh tersungkur. Pelacakan, ketika itu, tidak memperoleh banyak kemajuan karena informasi yang terbatas. Namun, kata kepala Polsek Tebet, Kapten Harbangan Siagian, kasus itu tetap dimonitor. Pada pertengahan Desember 1984, atau sekitar empat bulan setelah kejadian, Harbangan menerima telepon gelap. Intinya menyebutkan bahwa pelaku pembunuhan terhadap Sikin adalah para penumpang mobil Volvo merah bata bernomor B 535 E. Pengecekan dilakukan. Si pemilik, yang beralamat di Jalan S. Mangunsarkoro, Jakarta Pusat, ternyata telah pindah ke Swiss. Jalan yang ditempuh untuk mengetahui pemilik mobil yang baru adalah dengan mencegatnya saat ia hendak membayar pajak kendaraan. "Setiap hari, sejak menerima telepon gelap itu, kami memblokir di sekitar Polda Jakarta," tutur Kapten E. Sudjoko, wakil kepala Polres Tebet. Penantian selama berbulan-bulan itu membawa hasil. Tanggal 28 Agustus lalu, seseorang muncul untuk membayar pajak mobil Volvo dimaksud Setelah ditanyai, ia mengaku membeli mobil itu dari seseorang bernama Asep. Ketika dihubungi, Asep membenarkan bahwa pada saat kejadian, mobil itu masih menjadi miliknya. Kira-kira seminggu setelah kajadian, mobil itu dijual dengan harga cukup murah, Rp 6,5 juta. Malam itu, katanya, mobil dibawa adiknya, Wenda, 23. Ayah dua anak bersama dua temannya itu pun ditangkap, sedangkan dua lainnya menyerahkan diri. Menurut pengakuan para tersangka, yang melakukan penusukan terhadap korban adalah Joseph, seorang residivis yang entah bagaimana malam itu semobil bersama mereka. Joseph itu kini sedang berada dalam tahanan Polres Jakarta Pusat karena menjambret. "Dia, sih, sudah tak asing lagi bagi polisi," ujar sebuah sumber di kepolisian. Sikin atau Dasikin baru dua minggu berada di Jakarta saat ia terbunuh. Ia pergi dari Indramayu, kata ayahnya, Dasuki, setelah gagal masuk SMP negeri di kotanya karena tak bisa membayar uang pangkal. "Ia anak pandai," kata Dasuki. Akan halnya para tersangka, mereka mengaku takut melaporkan kejadian malam itu karena diancam oleh Joseph. Setelah ditahan, kini mereka merasa menyesal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus