Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Intimidasi di Universitas Trilogi Jakarta, Lokataru: Diduga Pendukung Prabowo-Gibran

Ada intimidasi dan tindakan kekerasan terhadap penyelenggara dan peserta rapat konsolidasi mahasiswa di Balai Warga Universitas Trilogi, Jakarta.

4 Februari 2024 | 14.55 WIB

Delpedro Marhaen. youtube/Refly Harun
Perbesar
Delpedro Marhaen. youtube/Refly Harun

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Lokataru Foundation Delpedro Marhaen mengungkapkan adanya intimidasi dan tindakan kekerasan terhadap penyelenggara dan peserta rapat konsolidasi mahasiswa di Balai Warga Universitas Trilogi, Jakarta. Intimidasi dan tindakan kekerasan dilakukan oleh sejumlah preman pada 3 Februari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Bentuk pelanggaran terhadap kebebasan sipil untuk berkumpul, berpendapat, dan berekspresi," ujar Delpedro dalam keterangan resmi, Ahad, 4 Februari 2024. Dia berkata sejumlah organisasi mahasiswa dan kelompok lainnya merencanakan rapat konsolidasi bertajuk “Pemilu Curang dan Pemakzulan Presiden Joko Widodo (Jokowi)” di Universitas Trilogi. Namun, beberapa jam sebelum pelaksanaan, kegiatan tersebut dilarang oleh pihak kampus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurutnya, ruangan yang akan digunakan pun dikunci. Hal itu dilakukan mengikuti kebijakan kampus untuk mengunci semua ruangan dan tidak memberikan izin penggunaan ruang. Walhasil, lokasi rapat konsolidasi harus dipindahkan ke luar area kampus dan akhirnya disetujui untuk dilaksanakan di Balai Warga.

Delpedro berkata pada pukul 22.30 WIB, sekitar 15 orang preman mendatangi lokasi rapat konsolidasi dan merangsek masuk ke dalam Balai Warga. Para preman tersebut menuntut agar rapat konsolidasi segera dibubarkan karena pembahasan pemakzulan Presiden Jokowi dianggap sebagai penghasutan dan mengganggu ketertiban.

Preman tersebut menuntut untuk segera mengganti judul diskusi, menghentikan rencana demonstrasi pemakzulan Presiden Jokowi, dan mengancam akan melakukan kekerasan jika rapat konsolidasi dan demonstrasi tetap dilanjutkan. "Seorang preman melakukan kekerasan fisik terhadap salah satu panitia rapat konsolidasi dari mahasiswa Universitas Trilogi yang sedang berjaga di depan pintu gerbang Balai Warga," ujarnya.

Delpedro menuturkan selama berjalannya rapat konsolidasi, para preman terus memantau dan melakukan intervensi untuk diselesaikan secepatnya dan jika tidak selesai hingga pukul 23.30 WIB, maka akan dibubarkan secara paksa.

Para preman berjaga-jaga di depan gerbang Balai Warga dan menyebar di sekitar lokasi hingga akhirnya rapat konsolidasi harus diakhiri pada pukul 23.30 WIB. "Hingga saat ini belum diketahui siapa yang mendalangi pengerahan preman dan intimidasi tersebut," ucapnya.

Berdasarkan informasi yang didapatnya melalui penelusuran media, diketahui bahwa para preman yang terlibat diduga merupakan pendukung Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Oleh karena itu, kata dia, patut diduga ada upaya penggalangan kekuatan melalui tangan-tangan pihak lain untuk mengintimidasi dan melakukan kekerasan terhadap diskusi-diskusi yang membahas kritik terhadap Presiden Jokowi.

Pasalnya, bukan kali ini saja terjadi intimidasi dan serangan terhadap kebebasan berkumpul, berpendapat, dan berekspresi di kampus. Setelah berbagai intimidasi dan peretasan terhadap mahasiswa pada 2023, baru-baru ini Ketua Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Harkristuti Harkrisnowo dan sivitas akademika UI lainnya diintimidasi ihwal sikap mereka yang menyuarakan pesan kritik untuk Presiden Jokowi.

Intimidasi yang datang dari aparat tersebut meminta para akademisi UI untuk tidak menyampaikan petisi tersebut. Petisi yang diajukan oleh sejumlah akademisi di berbagai kampus lainnya juga dituduh sebagai gerakan partisan, politik praktis dan kepentingan elektoral lainnya.

Menurut dia, tuduhan-tuduhan itu justru datang dari orang-orang di dalam pemerintahan yang kemudian didukung oleh para pendukung Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Purbasangka dan pelabelan yang dilakukan oleh orang-orang di pemerintahan terhadap gerakan moral dan sikap kritis akademisi yang mengkritik Presiden Jokowi soal situasi politik saat ini merupakan tindakan yang berbahaya bagi demokrasi.

Mutia Yuantisya

Mutia Yuantisya

Alumnus Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Padang ini memulai karier jurnalistik di Tempo pada 2022. Ia mengawalinya dengan menulis isu ekonomi bisnis, politik nasional, perkotaan, dan saat ini menulis isu hukum dan kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus