PARA sarjana hukum pun, kalau disuruh menyanyi sendirian di
depan pubiik, pasti minta ampun. Kecuali mereka yang memang
punya bakat, ataupun SH yang bergerak di bidang seni suara.
Demikian juga ketika tiba giliran E.Y. Kanter SH pada acara
halal bi halal para sarjana hukum pekan lalu di Jakarta. Tapi
Ketua Umum Perhimpunan Sarjana Hukum (Persahi) Pusat ini tampil
juga ke muka. Kanter menolak mengayunkan sesuatu lagu, karena
katanya hal itu baiklah diserahkan pada mereka yang berbakat.
Tapi sebelumnya, pengantar acara -- seorang wanita yang manis --
telah mengingatkan hadirin yang berjumlah sekitar 200 orang itu,
bahwa penunjukan untuk menyanyi itu tidak dapat dibanding.
Maklumlah sarjana hukum, Kanter tak hilang akal. "Walaupun tadi
dikatakan bahwa tak ada banding malam ini, tapi kan ada lembaga
herziening (peninjauan kembali -- Red) bapak-bapak dari Peradin
tentu sudah memaklumi hal itu", katanya, yang disambut gelak
hadirin. "Herziening dibenarkan bila kita menemukan fakta baru",
lanjut Kanter. Demikianlah, maka kemudian muncul seorang wanita
separoh baya, didampingi suaminya dengan sebuah lagu yang amat
populer saat ini. Seronok juga. Tapi acara nyanyi-menyanyi jadi
mandek, lantaran tak ada sukarelawan yang mau meneruskan sumbang
suara, padahal sang pengantar acara sudah sibuk "merayu" sana
sini. Akhirnya tampil Yap Thiam Hien. "Saya bukan mau menyanyi",
kata advokat kenamaan ini lantang. "Tapi saya ingin
mendemonstrasikan sesuatu. Apakah boleh?" Pengantar acara kontan
mengiyakan. "Saudara-saudara saya ingin menunjukkan suatu
permainan di mana nanti dapat kita lihat bahwa memberikan
kesaksian di pengadilan tidaklah mudah". Yap meminta 4 SH yang
muda-muda untuk membantunya. Keempat orang ini disuruhnya keluar
ruangan dulu, supaya mereka tidak dapat mengetahui apa yang
bakal dilakukannya. Yap bilang, ia akan menunjukkan adegan
seorang ibu memandikan anak. Dipanggilnya SH yang pertama. Tanpa
menunjukkan maksud adegan itu, maka Yap mulai beraksi. Si SH
yang pertama ini, diminta Yap untuk mengulangi apa yang telah
disaksikannya. Tapi bersamaan dengan itu ia meminta SH yang
kedua masuk. Maka SH I mulai mengulangi apa yang dibikin Yap.
Tidak persis betul, tapi amat mendekati. Kemudian SH III
dipanggil dan SH II pula yang mengulangi aksi tersebut. Mulai
tampak kelainan dengan lakon yang dimainkan Yap mula-mula. Lalu
masuk SH IV untuk menyaksikan pengulangan oleh SH III. Tambah
tidak persis. Dan seterusnya sampai si SH IV mengulangi
keseluruhan adegan tersebut. Sangat berlainan dengan apa yang
dicontohkan Yap mula-mula.
"Saudara tahu adegan apa yang saudara lakukan?" tanya Yap pada
SH terakhir yang berkacamata itu. "Cara orang mengambil air
sembahyang". Pecahlah ketawa di gedung yang terletak di
Kebayoran Baru itu. Dan orang memuji-muji pertunjukan Yap
sebagai berhasil dan kreatif.
Acara "hal dengan halal" Persahi itu dimulai dengan sambutan
Kanter yang menganjurkan agar segenap anggota perkumpulan itu
dapat membantu pelaksanaan konsensus nasional, yaitu Pemilu
1977. Sedangkan tentang peringatan Hak-hak Azasi Manusia tahun
ini, Persahi Jaya akan melakukan kegiatan-kegiatan dengan motif
menekankan penegakan hukum sebagai salah satu perwujudan hak-hak
azasi manusia. Dalam acara yang dihadiri tokoh-tokoh, antara
lain M. Roem, Prof. Sunarjo, Prof. Imam Soepomo, Prof. Prajudi
Atmosudirdjo dan Lukman Wiriadinata, Ketua Persahi Jaya Albert
Hasibuan menjelaskan program organisasi yang dipimpinnya. Antara
lain diskusi pada Nopember ini tentang Fungsi Pers untuk Membina
Kesadaran Hukum Masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini