Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fraksi PKS, Muhammad Djamil Nasir, memberikan komentar atas kejadian seorang anak petani Sulastri Irwan yang sempat digagalkan dalam seleksi calon siswa Polwan di Polda Maluku Utara. Ia berkata hal tersebut menunjukkan perlu adanya perbaikan dalam penerimaan calon anggota di tubuh kepolisian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nasir menyebut ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh kepolisian dalam rangka mencegah terjadinya kasus berulang. Salah satunya adalah peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam proses seleksi penerimaan siswa kepolisian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Soal transparansi dan akuntabilitas sudah clear untuk penerimaan di akademi kepolisian," kata dia pada Rabu 16 November 2022.
Namun, Nasir juga mengatakan dalam penerimaan calon siswa akademi kepolisian juga terdapat kuota khusus putra daerah. Sehingga, kasus yang terjadi di Maluku Utara tersebut perlu dilihat dari berbagai sisi.
"Kalo soal kuota daerah ada kebijakan dimana seorang siswa di daerah kepulauan akan ditempatkan di kepulauan tersebut," ujar politisi PKS tersebut.
Sempat viral, Sulastri Irwan yang merupakan anak petani sempat dinyatakan gagal menjadi polwan padahal ia telah dinyatakan lulus. Kabar simpang siur menyebut, posisi Sulastri digantikan orang lain. Padahal saat itu Sulastri keluar sebagai rangking III di Diktuk Bintara Polri Gelombang II Tahun Anggaran 2022. Sulastri sendiri merupakan calon bintara dari akademi kepolisian Maluku Utara.
Baca: Setelah Viral Polda Maluku Utara Loloskan Casis Polwan yang Sebelumnya Digugurkan, Midi Siswoko Minta Maaf ke Sulastri