Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ada kisah mengharukan setelah kasus penculikan bocah Argentina Alum Lagone Avalus, 7 tahun, terungkap. Sekretaris National Central Bureau (NCB)-Interpol Indonesia, Brigadir Jenderal Napoleon Bonaparte mengisahkan, saat Alum dan sang ayah Jorge Lagone hendak dipisahkan, keduanya sama-sama menangis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Napoleon mengatakan, Alum dan ayahnya Jorge terlihat sangat dekat. "Sangat sedih, butuh waktu tiga jam untuk memisahkan mereka," ujar Napoleon di Markas Besar Polri, Jakarta, Kamis 8 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari pemeriksaan yang dilakukan terungkap bahwa dalam pelariannya di beberapa negara, Jorge punya cara sendiri dalam mendidik anaknya, Alum. Selama membawa Alum keluar Argentina, mulai dari Brasil, Bolivia, Etiopia, Malaysia hingga Indonesia, Jorge ternyata memberikan edukasi yang cukup untuk Alum.
"Tidak menyekolahkan anaknya di sekolah, tetapi di tasnya kemarin ketemu banyak buku dia lah sebagai bapak yang memberi pelajaran," kata Napoleon Bonaparte.
Napoleon mengatakan Alum merupakan anak yang cerdas walau tak disekolahkan di intitusi formal oleh Jorge. "Si anak ini lancar dan jago sekali bahasa inggris dan ilmunya bagus," katanya.
Napoleon menilai bahwa Jorge merupakan seseorang yang semi Hippie. Napoleon menjelaskan Jorge merupakan seniman dan memiliki rambut panjang. Dia pandai bermain alat musik gitar.
Selama pelariannya dengan Alum, Napoleon mengatakan Jorge selalu memilih daerah yang jauh dari perkotaan dan teknologi untuk tinggal. "Kalau di lihat dari sejarah perjalanannya, itu memang selalu berada di tempat-tempat pedesaan," kata Napoleon.
Terkait kasus hukum yang melibatkan Jorge, Napoleon tak mau ikut campur. Menurut dia hal tersebut merupakan kewenangan hukum Argentina sepenuhnya. Selaku Interpol yang diminta perbantuan oleh Argentina, Napoleon mengatakan tugasnya hanya merespon red notice atas Jorge.
Jorge bersama pasangannya Candela Guiterrez (35) ditangkap Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan di Toraja Utara. Jorge merupakan buronan internasional karena diduga melakukan penculikan terhadap anaknya. Setelah bercerai dengan Elizabeth Avalos, ibu Alum, pengadilan setempat memutuskan bahwa hak asuh atas Alum berada ditangan Ibu.
Napoleon mengatakan bahwa ada perbedaan hukum antara kedua negara. Menurut dia, apa yang dilakukan Jorge merupakan isu sensitif di Argentina.
"Di Argentina mengambil anak walaupun anak kandung sendiri dari tangan ibunya yang berhak secara hukum adalah kriminal yang sensitif," katanya.
Kini Jorge Langone dan Candela Guiterrez telah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk dideportasi. Elizabeth Avalos dan Alum juga rencana akan kembali ke Argentina pada Sabtu mendatang.