Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Kepala BKN Sebutkan Indikator yang Bikin 51 Pegawai KPK Bakal Dipecat

Sebanyak 51 pegawai KPK mendapatkan skor PUNP negatif. PUNP, adalah Pancasila, UUD 1945, dan seluruh aturan yang sah.

25 Mei 2021 | 18.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Aktivis Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi, melakukan aksi damai mendesak Ketua KPK Firli Bahuri mengikuti tes wawasan kebangsaan dan antikorupsi, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 7 Mei 2021. Aksi ini digelar pasca pengumuman sejumlah pegawai KPK yang tidak lulus tes wawasan kebangsaan untuk menjadi Aparatur Sipil Negara. TEMPO/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kepegawaian Negara Bima Haria Wibisana menjelaskan indikator yang digunakan untuk menilai 75 pegawai KPK yang tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan. Bima mengatakan asesmen TWK dibagi menjadi beberapa klaster penilaian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Jadi untuk asesmen TWK ini ada klaster indikator yang dinilai,” kata Bima di kantornya, Jakarta Timur, Selasa, 25 Mei 2021. Bima memberikan penjelasan seusai rapat dengan KPK dan kementerian terkait mengenai nasib 75 pegawai. Hasilnya, 51 pegawai dinyatakan tak bisa lagi bergabung dengan KPK, karena dinilai tidak bisa lagi dibina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bima mengatakan klaster penilaian pertama adalah kepribadian; kedua pengaruh, yaitu dipengaruhi atau mempengaruhi; ketiga, aspek PUNP, yaitu Pancasila, UUD 1945 dan seluruh aturan turunannya, NKRI dan Pemerintah yang sah. Masing-masing indikator memiliki skor 6 untuk kepribadian, 7 untuk pengaruh dan 9 untuk PUNP.

Bima mengatakan indikator PUNP adalah yang paling penting. “PUNP itu harga mati,” kata dia. Bima melanjutkan, bagi mereka yang aspek PUNP-nya sempurna, maka aspek kepribadian dan pengaruhnya masih bisa ditoleransi. Menurut Bima, dari 75 orang pegawai yang tidak lolos TWK, sebanyak 51 orang mendapatkan skor PUNP negatif.  

Sementara untuk 24 pegawai KPK sisanya yang dianggap masih bisa dibina, Bima mengatakan mereka mendapatkan skor negative pada aspek kepribadian dan pengaruh. Menurut dia, 24 orang ini masih bisa diangkat menjadi ASN asal mengikuti pelatihan wawasan kebangsaan dan bela negara.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus