Kepala Unit Pengelolaan Sampah Terpadu DLH Jakarta akan Evaluasi Pengoperasian RDF Plant

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Unit Pengelolaan Sampah Terpadu (UPST) Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DK Jakarta Agung Pujo Winarko akan mengevaluasi munculnya bau dari pengoperasian Refuse-Derived Fuel (RDF Plant) di Rorotan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. “Memang ada fakta, terjadi kebauan itu fakta yang terjadi, setelah itu kami stop untuk segera dievaluasi,” ujar Agung setelah diskusi dengan warga dan kontraktor pelaksa RDF Plant pada Jumat, 22 Februari 2025.

Diskusi itu digelar setelah ada protes dari masyarakat perihal munculnya bau menyengat sejak dua minggu lalu dari RDF Plant Jakarta. Agung mengatakan, bau itu timbul karena deodorizer (penghilang bau busuk sampah) belum berfungsi optimal. RDF Plant Jakarta ini masih pada tahap uji coba. 

Ia berkomitmen UPST DLH DK Jakarta akan berupaya optimal dengan pihak kontraktor pelaksana RDF Plant untuk mengatasi masalah bau. Menurutnya, RDF Plant Jakarta sudah memiliki cyclone atau alat pengendali pencemaran udara untuk mereduksi bau. Namun ia mengaku masih perlu evaluasi. “Nanti dari hasil evaluasi akan kami sampaikan, kami terbuka,” ujar dia. 

Agung juga mengaku kontraktor pelaksana RDF Plant sedang mengecek sejumlah titik yang diduga jadi pemicu bau. Baik dari UPST DLH DK Jakarta dan kontraktor memutuskan memberhentikan operasional sementara sebelum bau bisa direduksi. Ia juga berjanji akan membuka ruang diskusi dan masukan dari warga untuk mengatasi masalah ini bersama-sama. 

Sebelumnya, RDF Plant Jakarta dibangun untuk mengatasi permasalahan sampah di Jakarta. Di awal mula pembangunan, RDF Plant Jakarta diklaim bisa mengolah sampah hingga 2.500 ton per hari. Dengan teknologi RDF Plant, sampah akan diolah menjadi bahan bakar alternatif.