Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hukum

Kisah Tragis Nia Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman, Jasadnya Ditemukan Terkubur Tanpa Busana

Nia gadis penjual gorengan itu hilang selama tiga hari, hingga jasadnya ditemukan terkubur dalam kondisi tanpa buasan.

13 September 2024 | 10.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kisah tragis datang dari Padang Pariaman, Sumatera Barat. Nia Kurnia Sari, gadis 18 tahun, yang sehari-hari berjualan gorengan ditemukan tewas terkubur dalam gundukan tanah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nia dinyatakan hilang sejak Jumat, 6 September 2024. Saat itu, ia diketahui sedang berjualan gorengan. Tiga hari kemudian, pada Minggu, 8 September 2024, jasadnya ditemukan terkubur di lahan perkebunan di Korong Pasa Gelombang, Nagari Kayu Tanam, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tim gabungan yang melakukan pencarian menemukan gundukan tanah mencurigakan yang ternyata di dalamnya terkubur jasad Nia. Jasad korban dikubur hanya sedalam satu meter

Polisi belum bisa memastikan motif dibalik pembunuhan terhadap Nia. "Untuk dugaan kami masih dalami," kata Kapolres Padang Pariaman, AKBP Faisol Amir, Ahad malam, 8 September 2024 seperti dilansir dari Langgam.id

Faisol menyebutkan di sekitar lokasi penemuan jasad, juga ditemukan barang-barang milik Nia. Seperti jilbab, kain sarung, sendal dan tempat gorengan.Jasad Nia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Padang untuk dilakukan autopsi. 

Lokasi penemuan jasad sekitar 500 meter dari kediaman korban. "Korban ditemukan dalam kondisi tanpa busana," ujar Faisol.

Polisi masih melakukan serangkaian pemeriksaan dan menggali keterangan-keterangan saksi. Nia dilaporkan dilaporkan tidak pulang ke rumah usai menjajakan gorengan.

Orang tua korban kemudian melaporkan kehilangan Nia ini ke perangkat nagari. "Dilakukan pencarian, hingga Minggu sekitar pukul 16.00 WIB, ditemukan barang-barang korban.

Nia diketahui berasal dari keluarga kurang mampu. Ia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Menurut seorang tetangga, Safril, sehari-hari Nia memang menjual gorengan yang dijajakan dengan berjalan kaki.

Ia menduga korban telah diintai. Mewakili warga, Safril meminta pihak kepolisian dapat mengusut secara tuntas kasus ini. Apabila benar dibunuh, pelaku diminta segera menyerahkan diri. "Jika benar dibunuh, lebih baik menyerahkan diri saja pelaku," katanya.

Laporan ini sebelumnya sudah dimuat di Langgam.id yang merupakan mitra Teras.id

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus