Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

KNKT Sebut Kecelakaan Truk Pertamina di Cibubur Kecelakaan Konyol Karena Sopir Tak Tahu Sistem Rem

KNKT menyatakan sopir truk Pertamina yang jadi penyebab kecelakaan maut di Cibubur tak memahami sistem rem.

18 Oktober 2022 | 17.43 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sebuah truk tangki Pertamina yang terlibat kecelakaan dengan minibus dan sejumlah kendaraan terlihat di Jalan Alternatif Cibubur, Senin, 18 Juli 2022. Hingga Senin malam, dikabarkan 11 orang meninggal dunia dalam kecelakaan Cibubur. Istimewa/Instagram Bekasi 24 Jam

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan meminta adanya pelatihan bagi para pengemudi truk setelah keluar hasil investigasi tragedi kecelakaan maut di Jalan Transyogi, Cibubur, pada Senin, 18 Juli 2022 lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hasil investigasi KNKT menunjukkan bahwa penyebab fatalitas korban bukan disebabkan oleh desain passive safety di kendaraan maupun jalan, melainkan tindakan pengemudi truk tangki Pertamina saat menghadapi situasi (emergency handling).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Rekomendasi kami menyampaikan untuk menurunkan fatalitas agar melakukan pelatihan terkait dengan emergency handling," ujarnya pada Selasa, 18 Oktober 2022.

Menurut Wildan, para pengemudi belum memahami tentang sistem rem. Bahkan, kata dia, pengemudi tidak memahami maksud dari jumlah bar dalam tekanan angin serta belum dapat membedakan cara kerja antara rem full hydraulic brake, air over hydraulic brake, dan full air brake. 

"Ini menjadi PR kita untuk memberikan crash program agar pengemudi memahami sistem rem dan cara pendeteksinya termasuk membaca simbol-simbol tadi," katanya.

Ia juga mengatakan kecelakaan bisa dihindari jika pengemudi memiliki pemahaman mengenai sistem. Dalam kasus ini, sudah ada tanda-tanda terlebih dulu sehingga  pengemudi seharusnya akan berhenti dan menghubungi pihak manajemen jika dia memahami sistem rem.

"Kecelakaan itu gak perlu terjadi kalau pengemudinya tahu," ungkapnya. 

Minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh para pengemudi disebut Wildan sebagai salah satu faktor penyebab peningkatan fatalitas dalam sebuah kecelakaan. Ia mengimbau harus ada pelatihan bagi setiap pengemudi truk maupun bus untuk mengurangi kemungkinan kecelakaan. 

"Nah ini tugas kita semua, sehingga kecelakaan konyol seperti ini gak perlu terjadi, karena sebenarnya sudah terindikasi dari awal tapi karena ketidaktahuan pengemudi kecelakaan ini terjadi," ucapnya.

VANIA NOVIE ANDINI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus