Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hukum

Koalisi Buruh Migran Ungkap 149 WNI Tewas di Rumah Tahanan Imigrasi di Sabah Malaysia

Sebanyak 101 WNI meninggal selama 2021. Sementara, 48 WNI lainnya meninggal pada periode Januari-Juni 2022.

26 Juni 2022 | 08.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tim investigasi Koalisi Buruh Migran Berdaulat menemukan fakta bahwa ada 149 warga negara Indonesia meninggal di rumah tahanan imigrasi di Sabah Malaysia dalam periode 1,5 tahun. Banyak dari WNI itu diduga tewas karena kondisi tahanan yang buruk dan penyiksaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Angka yang sangat tragis,” kata Abu Mufakhir, dari Koalisi Buruh Migran Berdaulat, dalam diskusi daring, Sabtu, 25 Juni 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Abu yang masuk menjadi anggota Tim Pencari Fakta mengatakan sebanyak 101 WNI meninggal selama 2021. Sementara, 48 WNI lainnya meninggal pada periode Januari-Juni 2022.

Abu mengatakan banyak WNI yang diwawancarai tim membeberkan kondisi yang buruk di dalam tahanan. Salah satunya adalah para tahanan yang sakit tidak memiliki akses ke rumah sakit.

Menurut Abu, tim mendapatkan cerita seorang tahanan yang meninggal bernama Nathan, 40 tahun. Nathan meninggal pada Maret 2022. Nathan adalah seorang tunawicara dan down syndrome yang ditahan di blok karantina Tawau.

Abu menuturkan saat ditahan kondisi kesehatan Nathan terus memburuk. Kondisi itu sudah berulangkali dilaporkan ke petugas, namun tak digubris. Petugas hanya memberikan obat parasetamol. “Masih boleh tahan kah?” kata Abu meniru ucapan petugas.

Menurut Abu, Nathan baru dibawa ke rumah sakit ketika kondisinya sangat buruk dan hampir tidak bisa bergerak. Siang harinya Nathan sudah wafat. Abu mengatakan Nathan hanya satu contoh kasus tentang pengabaian kondisi kesehatan para tahanan.

“Kami menyimpulkan, seluruh depot tahanan imigrasi di Sabah dengan sengaja menelantarkan tahanan yang sakit dan tidak menyediakan pelayanan kesehatan tepat waktu,” kata dia.

Abu mengatakan isu layanan kesehatan bukan satu-satunya kondisi buruk di rumah tahanan di Sabah. Menurut Abu, tim juga menemukan adanya penyiksaan terhadap tahanan sampai menyebabkan meninggal. Selain itu, ada pula anak-anak yang terus ditahan meskipun orang tuanya sudah meninggal di dalam tahanan tersebut.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus