Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepemimpinan Anies Baswedan di DKI Jakarta bakal berakhir pada 16 Oktober 2022. Pengamat politik, Rocky Gerung, mengatakan setelah memimpin Jakarta, Anies bakal memimpin dari Jakarta. Pernyataan ini merujuk pada nama Anies yang mencuat sebagai calon presiden (capres) 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak hanya itu, Rocky turut menyebut Anies tidak akan pindah dari Jakarta. Menurutnya, Anies hanya akan pindah dari Jalan Medan Merdeka Selatan, kantor Gubernur DKI Jakarta, menuju Jalan Medan Merdeka Utara, kediaman dan kantor Presiden.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jadi Anies tidak akan pindah dari Jakarta, dia pindah dari Merdeka Selatan ke Merdeka Utara. Anies memimpin Jakarta itu fakta prestasinya. Sudah selesai pimpin Jakarta, berikutnya dia pimpin dari Jakarta,” kata Rocky dalam diskusi publik Refleksi 5 Tahun Kepemimpinan Anies Baswedan di DKI Jakarta, Jumat, 23 September 2022.
Jalan terjal Anies Baswedan menjadi capres
Rocky meyakini jika elektabilitas Anies akan terus meningkat. Kendati begitu, ia mengatakan Anies bakal melalui jalan terjal. Menurutnya, kekuasaan tidak akan serta merta meloloskan Anies untuk melanggeng sebagai capres.
Ia merujuk pada pemanggilan Anies oleh KPK. Menurutnya, surat perintah penyidikan (sprindik) bakal berdatangan menghampiri mantan Menteri Pendidikan tersebut.
“Tinggal kita hitung berapa kali Anies akan dikeluarin spindiknya. Pasti dikeluarin sprindik, jangan berpikir Anies akan melenggang, enggak. Anies harus diuji dalam sprindik, ngga mungkin kekuasaan loloskan Anies begitu saja, pasti tiap minggu dipanggil, soal ini dan itu,” kata dia.
Kendati begitu, Rocky mengatakan Anies tidak perlu disponsori oleh siapapun. Anies, kata dia, mestinya disponsori oleh rakyat. Ia menyebut sponsor dari rakyat ini bakal menjadi dasar yang kuat untuk melegitimasi Anies sebagai Presiden.
“Anies mesti disponsori oleh rakyat, tidak perlu disponsori siapa-siapa. Karena hanya itu dasar kita untuk katakan Anies punya legitimasi untuk jadi Presiden,” ujarnya.
Selanjutnya, Anies menyatakan siap maju dalam Pilpres 2024
Sebelumnya, Anies menyatakan siap maju sebagai capres dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024. Dia menyebut nihilnya kendaraan politik membuatnya memiliki ruang untuk berkomunikasi dengan semua partai.
“Saya siap maju sebagai Presiden jika ada partai yang menominasikan saya,” kata Anies dilansir dari Reuters, Kamis, 15 September 2022.
Anies menyebut hasil survei yang kerap memposisikan namanya dalam tiga besar capres sudah terjadi sebelum dia mulai berkampanye. Menurutnya, hasil survei ini bakal memberikan kredibilitas lebih baginya.
Belum dapat tiket
Meskipun telah menyatakan siap maju pada Pilpres 2024, Anies Baswedan hingga saat ini masih belum mendapatkan tiket. Pasalnya, belum ada satu pun koalisi partai yang menyatakan secara resmi akan mengusungnya.
Nama Anies Baswedan sempat mencuat sebagai calon presiden dari sejumlah partai seperti NasDem, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). NasDem telah mengumumkan nama Anies sebagai satu dari tiga bakal calon presiden mereka, dua nama lainnya adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Sementara PKS masih belum secara resmi menyebut nama Anies sebagai calon presiden mereka meskipun mengakui adanya dukungan dari sejumlah kadernya terhadap mantan Menteri Pendidikan tersebut.
Kedua partai itu juga masih harus membentuk koalisi demi memenuhi persyaratan ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold.
PAN juga telah secara resmi menyebut nama Anies Baswedan sebagai satu dari sembilan bakal calon presiden yang akan mereka usung. Meskipun demikian, nama Anies masih harus digodok dalam Koalisi Indonesia Bersatu bersama Partai Golkar dan PPP.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.