Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Masuk lingkaran guinness

Tukang sepatu rozali pecahkan rekor dunia, membuat sepatu 1,5 m. segera masuk di guinness book of record. sejumlah rekor dicapai bangsa indonesia, mulai rekor diam hingga penabuh drum terlama.

22 Oktober 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DALAM waktu tiga bulan saja, beberapa rekor dunia telah dipecahkan di Indonesia. Walaupun tanpa dope, para pemecah rekor tampaknya begitu terangsang untuk menang. Mereka seperti terpanggil untuk menjunjung tinggi nama bangsa, tak ubahnya atlet-atlet Olimpiade. Maka, jangan anggap enteng pada Rozali, seorang tukang sepatu dari Condet, Jakarta. Pekan lalu ia memecahkan rekor dunia. Rozali berhasil membuat sepatu ukuran 1,5 meter -- lebih panjang 12 sentimenter dari rekor terdahulu, yang dipegang oleh seorang tukang sepatu dari Spanyol. Tak jelas benar, mengapa dalam "Pameran Leather and Footwear 88" Pekan Raya Jakarta itu, sepatu buatan Rozali tidak terlalu menarik perhatian orang. "Ya, cuma lucu," kata seorang pengujung. Rozali sendlri tidak menganggap hasil kerjanya luar biasa. Sepatu seberat 86 kilogram itu dikerjakannya selama empat hari. "Sama saja dengan bikin sepatu biasa, cuma yang ini besar sekali," katanya. Nilai prestasi Rozali terletak pada pencatatan pemecahan rekor di Guinness Book of Record, yang tiap tahun diterbitkan di Inggris. Kalau diakui, maka nama Rozali akan tercantum dalam daftar rekor internasional Guinness, mendampingi Rudy Hartono, sang maestro bulu tangkis. "Dalam batin saya, kita anak-anak muda juga bisa melakukan something untuk kita punya country," ujar Tenny Gazali, pengusaha yang membiayai pembuatan sepatu mukibat itu. Kata Tenny, gagasan membuatnya muncul setelah ia melihat-lihat Guinness Book dan setelah konsultasi dengan Jaya Suprana. Jaya, yang humoris, musikus, senirupawan, dan Presdir Jamu Jago itu, memang orang yang dekat dengan lingkaran Guinness Book. Ia tahu kategori-kategori rekor Guinness, dan tahu bagaimana prosedur melaporkan rekor baru. "Nama saya sudah dikenal jadi rekor yang saya laporkan mereka anggap bisa dipercaya." Jaya nampaknya memang suka pada segala "yang ter . . .". Dialah yang punya cita-cita membuat museum rekor di Indonesia. Jaya juga perintis pertama yang tekun sekali mengorganisasikan upaya pemecahan rekor Guinness di Indonesia. Juni lalu, di Semarang, Jago Sport Club yang dikelolanya memecahkan rekor naik sepeda ramai-ramai. Dengan sebuah sepeda biasa, seorang pemuda bernama Daniel berhasil memboncengkan 19 anak dan melaju sepanjang 200 meter. Rekor sebelumnya dipegang Mito Itomi Cycle Club dari Jepang: jarak luncurnya cuma 50 meter, sementara penumpangnya 1 6. "Tidak mudah mencapai prestasi itu." kata Jaya. Daniel dengan ke-19 anak buahnya berlatih berbulan-bulan, jatuh bangun. "Perlu semangat dan ketekunan ...." Jaya juga berhasil mengupayakan pemecahan rekor diam. Berlangsung di Semarang tahun 1986, Sunardi, si pemegang rekor, harus membulatkan tekad untuk berdiri diam selama 15 jam 24 detik. Semangat pantang mundur terpancar juga dari Karyadi, penyandang cacat berusia 22 tahun. Ia, Rabu pekan lalu, menyelesaikan rekor jalan merangkak -- dimulai sejak April, ia merangkak sejauh 1.362 kilometer dari Malang ke Jakarta. Tapi mungkin agak sulit mencatatkan prestasinya di Guinness Book, karena kategorinya tidak ada. Karyadi tak peduli. "Saya cuma ingin membuktikan saya bisa," katanya. Tahun lalu, dengan menyeret kedua kakinya yang lumpuh akibat polio, ia berjalan dengan tongkat keliling Indonesia selama 1,5 tahun. Apakah ini yang disebut keranjingan memecahkan rekor? Entahlah. Yang pasti, keranjingan Karyadi dan Rozali masih jauh lebih sehat dari keranjingan Ben Johnson dan atle-atlet, yang secara rutin menggunakan perangsang steroid. Agustus lalu, di Inggris diselenggarakan pekan olahraga berabagi para penyandang cacat. Nomor-nomor yang diperlombakan di antaranya: naik tebing, jalan maraton, dan menelusuri riol. Dengan susah payah dan dibayangi rasa putus asa, beberapa penyandang cacat berhasil menyelesaikan nomor-nomor berat itu. Mereka didampingi pramuka-pramuka remaja, yang selain membantu secara fisik juga memompakan semangat, "Kau bisa melakukannya, kau bisa ...." Guinness Book of Record, kata Jaya, berawal dari gagasan mengumpulkan "yang ter ...". Dimulai dengan mencari bahan obrolan di perkumpulan dan night club.' Bisa dimengerti, dalam Guinness Book ada prestasi yang tidak terlalu berkeringat, walaupun mewakili sikap dan kemampuan kerja yang profesional. Selain Rozali, prestasi macam ini diraih Nyonya Nila Chandra, pembuat kue berusia 62 tahun. Guinness Book of Record edisi tahun 1989, yang akan terbit, mencatat Nyonya Nila Chandra sebagai pembuat kue paling rumit. Maret lalu, Nila membuat kue berbentuk rumah joglo setinggi 10 meter dari 51.000 kue basah. Jelly Tobing, penabuh drum profesional, mungkin akan menyusul ke Guinness Book. Awal Oktober lalu, dalam pertunjukan musik di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, ia menabuh drum lima jam nonstop. Tujuannya memecahkan rekor dunia dan masuk Guinness. Bila jadi dimuat, Jelly akan membuka kategori baru. Rekor menabuh drum terlama yang tercatat di Guinness Book: 44 hari 1 jam. Tapi ini rekor ketahanan main drum. Tidak nonstop, melainkan dengan jeda lima menit setiap jamnya. Dalam memburu pemecahan rekor, Jelly jauh-jauh hari sudah memproklamasikan niatnya. Dia berapi-api. Setiap kali ia lelah, ia menoleh ke lambang Garuda Pancasila yang dipancang di panggung, "Dan semangat saya jadi berkobar-kobar." Demi kita punya country, iya nggak, Jell? Jim Supangkat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus