Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEPAT di hari ulang tahunnya yang ke-52, 28 Oktober kemarin, Mayjen Sriyanto Muntrasan meraih brevet terjun bebas. Dan seminggu setelah itu, giliran karier lulusan akademi 1974 ini yang terancam ”terjun bebas”. Polisi melansir pengumuman mengagetkan: sejumlah anak buah Sriyanto terlibat dalam kasus Timika. Toh, kepada Bernarda Rurit dan Ahmad Taufik dari TEMPO, Sriyanto, Komandan Jenderal Kopassus ke-19, kukuh menyatakan anak buahnya tak sekuku pun terlibat dalam peristiwa berdarah itu. Petikannya:
Menurut kesaksian Decky Murib, ada anggota Anda yang terlibat kasus Timika.
Sudah saya cek ke Panglima Daerah Militer Trikora dan anggota saya, semua mengatakan tak terlibat. Saya juga sudah mengontak Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua. Beliau mengatakan tak ada anggota TNI yang terlibat. Menurut dia, cuma ada laporan dari Elsham, berdasarkan kesaksian Decky, yang mengatakan ada beberapa anggota TNI, di antaranya Kapten Markus, yang terlibat. Padahal Markus itu tercatat di periode sebelumnya, di Satgas Tribuana, yang kemudian diganti menjadi Satgas Cenderawasih sejak Januari lalu. Bisa saya buktikan pada 31 Agustus Markus sedang bersekolah di Kursus Lanjutan Perwira di Bandung. Ada daftar kehadiran dan tanda tangan dia.
Tapi Decky bersaksi dia sendiri yang mengantarkan Markus ke lokasi.
Yang jelas, Markus tidak ada di situ. Begitu juga anggota kami yang lain. Sibuk kita kalau mengurusi Decky.
Bagaimana dengan Letnan Satu Wawan dan Prajurit Satu Jufri?
Keduanya juga sudah tak berada di Papua sejak Satgas Tribuana diganti. Ketika bertugas di Papua, pos Jufri pun tidak di situ, tapi di Wutung. Begitu juga Wawan. Posnya di Skaw.
Bisa saja mereka ditugasi ke sana secara rahasia, di luar jalur resmi.
Oh, tidak. Semua anggota ada di bawah kendali saya. Tidak ada orang luar yang memberikan perintah kecuali Danjen. Saya jamin.
Yang lain, seperti Margono, Sugi, Ketut, dan Putu Darma, juga anggota Kopassus?
Saya pusing mencari nama-nama itu. Sudah saya cek, yang Anda sebut itu rekan-rekan dari Kostrad 515.
Benarkah Decky informan Kopassus?
Kalau ditanya apa ada anggota saya yang kenal dia, memang iya. Markus mengaku tidak memanfaatkan dia sebagai apa pun. Hanya kenal biasa. Decky memang sering mengaku-aku jadi informan.
Kami mendengar 23 Agustus lalu Asisten Intelijen Kopassus berangkat ke Papua.
Oh, yes, Pak (Letkol) Tori. Dia saya perintah untuk melihat bagaimana kinerja satgas di sana dalam membantu tugas Pangdam. Tapi tidak ada kaitannya dengan penyerangan itu.
Dan pada 29 Agustus Letkol Tori berada di Timika?
Ya, bersama Danrem. Tapi tak ada kaitannya. Dia berputar ke sana-sini untuk meningkatkan kinerja anggota.
Itu hanya dua hari sebelum peristiwa.
Jadi pas ya karena diutak-atik wartawan, ha-ha-ha….
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo