Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Viral sebuah video yang merekam para siswi di salah satu SMA swasta di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tengah menjalani tes kehamilan. SMA tersebut berlokasi di Desa Padaluyu, Kecamaran Cikadu, Kabupaten Cianjur
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sarman, Kepala SMA Sulthan Baruna yang merupakan sekolah para siswi yang ada dalam video, membantah bahwa para siswi tengah tes kehamilan, melainkan hanya tes urine dengan tespek atau test pack.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sarman mengatakan, kegiatan itu merupakan program rutin yang digelar setiap tahun oleh pihak sekolah sebagai bagian dari penegakan tata tertib sekolah.
"Itu bukan tes kehamilan, tapi tes urine. Memang ini sudah menjadi agenda atau program sekolah setiap tahun. Para siswi juga tidak menolak dengan kegiatan ini," kata Sarman, saat dihubungi melalui sambungan telepon selular, Rabu 22 Januari 2025.
Sarman menjelaskan, sebanyak 100 siswi, mulai dari kelas X sampai kelas XII, menjalani tes urine dengan didampingi sejumlah guru perempuan. Kegiatan yang sudah berjalan dua tahun itu, lanjut Sarman, belum pernah ditemukan hasil tes positif.
"Ini juga sebagai bentuk komitmen sekolah dalam memerangi peredaran dan penggunaan narkoba di kalangan pelajar," ujarnya.
Kendati tujuan tes urine untuk mewaspadai penggunaan narkoba di kalangan pelajar, namun tes urine itu hanya berlaku untuk pelajar laki-laki.
Karena, kata Sarman, untuk para siswa laki-laki, akan bisa dengan mudah terlihat dari kasatmata, seperti penampilan, sorot mata dan perilaku j"ika memang mereka menggunakan narkoba," jelasnya.
Sarman mengaku khawatir terjadi pro dan kontra dengan viralnya video tersebut dan siap menerima konsekuensi dari program yang telah dilaksakannya itu.
"Jadi diviralkannya oleh salah seorang guru di sini. Jika memang kegiatan ini menjadi polemik, tentu akan menjadi evaluasi kita untuk mencari program yang pas untuk mencegah hal tersebut. Alhamdulillah, belum ditemukan adanya hasil positif," imbuhnya.
Seorang siswi kelas XII SMA Sulthan Baruna, Cikadu yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan awalnya cukup kaget dan risih dengan adanya program tersebut di sekolahnya.
Namun, dijelaskannya program yang rutin digelar setiap tahun itu telah dianggap biasa oleh para siswi.
"Waktu awal-awal sih risih, tapi sekarang sudah biasa saja. Karena ini juga demi kebaikan para siswa agar terhindar dari hal negatif, seperti pergaulan bebas dan terlibat narkoba," ujar dia.
Dia mengaku tidak tahu apakah tes yang dilakukan itu merupakan tes kehamilan atau tes urine. "Tapi, kalau lihat tespeknya sih memang seperti tespek untuk kehamilan. Tapi, pas tanya ke guru juga memang menyebutkan untuk tes kehamilan," tukasnya.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Jawa Barat, Nonong Winarni, mengaku belum mengetahui terkait beredarnya video kegiatan tes kehamilan bagi para siswi di salah satu SMA swasta di Cianjur itu.
"Saya belum mendapat info lengkap, barangkali punya videonya," kata Nonong.
Meskipun belum mengetahui secara jelas, kata Nonong, pihaknya meyakini kegiatan tes kehamilan bagi para siswi yang digelar pihak sekolah itu memiliki tujuan baik.
"Walau kami belum mendapat info jelas, tes tersebut dilakukan di sekolah mana, tujuannya tentu baik, di antaranya untuk mencegah perilaku pergaulan bebas, penguatan karakter dan akhlak, serta penegakan disiplin," jelasnya.
Kegiatan tes kehamilan bagi para siswi SMA itu, Nonong memastikan hanya digelar dan merupakan kebijakan sekolah itu saja. Ia berjanji akan segera menindaklanjuti video viral itu dengan menugaskan pengawas untuk melakukan penelusuran.
"Namun, sebaiknya proses tes dilakukan secara tertutup. Hanya untuk konsumsi internal sekolah yang bersangkutan. Kalaupun di sekolah tersebut ada kebijakan tes kehamilan, belum tentu di sekolah lain melaksanakannya," pungkasnya.