Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Misteri mayat taman impian

Yenny Margaretha Chandra, 24, dan Koei Jun Hin, 26, di temukan telah meninggal di mobil mereka saat memadu kasih di taman impian jaya ancol, jakarta. penyebab kematiannya belum diketahui dengan pasti.

31 Maret 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PETUGAS parkir Ancol, Supriyono, sekitar pukul 16.00, Minggu sore, pekan lalu, heran melihat sebuah sedan Suzuki Forsa, B 817 HZ, yang diparkir di dekat sirkuit Ancol. Sebab, seingatnya dari pagi mobil itu tak beranjak sama sekali dari tempat banyak pasangan melewatkan malam Minggu itu. Ia memberanikan diri menjenguk dari jendela, yang berlapis kaca film cukup gelap itu. Namun, bukan matanya yang pertama kali bisa beraksi. Melainkan, hidungnya yang mengendus bau tak sedap dari mobil tersebut. Baru kemudian, matanya samar-samar melihat dua sosok manusia meringkuk di dalamnya. Petugas, yang berdatangan itu, mencoba membuka pintu mobil. Ternyata, pintu tak terkunci. Di dalamnya dua sosok manusia, wanita-pria, sudah menjadi mayat. Tubuh mereka membiru dan mulai berbau. Mulut mereka berbuih dan tampak bekas darah mengalir. Mereka meninggal dalam posisi saling menyandar. Mayat wanita itu tak lain adalah Yenny Margaretha Chandra, karyawan bagian pembukuan BCA cabang Jalan H. Wahid Hasyim. Yenny, 24 tahun, masih melanjutkan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. Parasnya cantik, tubuhnya mungil. Sedangkan prianya bertubuh besar, tinggi, yang tak lain adalah kekasih Yenny, Koei Jun Hin, 26 tahun, sehari-hari wiraswastawan. Menurut seorang teman Yenny, yang tak mau disebut namanya, sejoli yang baru akhir tahun lalu berkenalan itu memang lagi memadu cinta. Hampir setiap malam Minggu mereka pergi berdua. Mereka juga rajin ke gereja Kristen Pasar Baru setiap Minggu. Sebab itu, pada Minggu pagi ibu korban, Suryati Karsi Chandra, heran karena belum melihat putri sulungnya. Ia mencoba menghubungi beberapa teman Yenny, yang mungkin mengetahui ke mana gerangan perginya. Tapi seperti disambar geledek di tengah hari, ia mendapat kabar bahwa putrinya itu dan calon mantunya telah meninggal. Ibu itu pingsan seketika. Mungkinkah mereka sengaja bunuh diri? Teman segerejanya tak percaya. Begitu pula orang tua Yenny. Soalnya, tak ada pertanda mereka frustrasi. Termasuk soal cinta mereka. "Pokoknya, dari pihak keluarga sudah ndak ada masalah," kata Karsi Chandra. Begitu pula keyakinan dari pihak keluarga Koei. Kedua orangtua, pada prinsipnya, sudah oke bila mereka mau serius kawin. "Kami sama sekali tidak menghambat," tambah Karsi Chandra, yang matanya masih merah akibat kebanyakan menangis itu. Lagi pula, mereka tampak rukun-rukun saja. Pembunuhankah? Menurut sumber TEMPO di Polres Jakarta Utara, dugaan itu belum bisa dipastikan. Penyebab kematiannya pun belum diketahui dengan pasti. "Kami sedang melacaknya," kata sumber TEMPO itu. Di samping menunggu hasil otopsi, polisi juga sedang memeriksa bukti-bukti, termasuk sidik jari di mobil korban. Tampaknya, korban tak mengalami perampokan. Sebab, harta benda korban, seperti jam tangan merk Rolex, uang tunai Rp 185.500 milik Koei, maupun uang Rp 15.000, yang di dompet Yenny, masih utuh. Hanya saja, menurut salah seorang keluarga korban, petugas yang memandikan jenazah melihat seperti ada bekas ikatan di kaki kedua korban, dan tangan kiri Koei patah. Kematian Yenny dan Koei mengingatkan peristiwa serupa lebih dari lima tahun lalu. Ketika itu petugas Ancol juga menemukan sepasang manusia di mobil Mercy yang lagi di parkir menghadap laut. Penumpangnya Syeny Laloan, 26 tahun, tewas di bawah jok mobil. Pasangannya, Drs. Midian, 53 tahun, yang juga bos gadis itu di perusahaannya, terkapar pingsan di jok mobil dengan celana terlepas. Belakangan polisi menyimpulkan kedua korban keracunan gas CO (karbon monoksida) yang berasal dari knalpot mobil.(TEMPO, 8 Desember 1984). Suhardjo Hs., Budiono Darsono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus