Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Hengki mengimbau kepada pengecekan jasa pengiriman agar dilakukan secara manual untuk meminimalisir transaksi narkoba, seperti sabu, di dalam paket-paket.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Termasuk melalui kantor pos dari JNE, Tiki mereka kami imbau sekarang mendeteksi peredaran narkoba dengan melakukan pengecekan secara manual, dibuka barang-barang yang akan dikirim,” kata Hengki di Polda Metro Jaya, Rabu, 11 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hengki mengatakan dalam kotak Indomie saja bisa dipakai memuat 10 kilogram narkoba. “Kalau gak dibuka itu sangat berbahaya,” ucapnya. Hengki meminta jasa pengiriman bisa deteksi dini untuk pencegahan.
Polda Metro Jaya menemukan modus baru penyelundupan narkoba jenis sabu, yakni mengemasnya sebagai semir cair untuk sepatu. "Sabunya disimpan dalam semir sepatu warna hitam," ujar Hengki.
Pengungkapan modus penyelundupan sabu cair itu diketahui dari sebuah paket asal Nigeria. Hengki tidak menyebut jumlah sabu cair yang diselundupkan itu. Tersangka yang sudah ditangkap sebanyak 30 orang.
Operasi penangkapan itu, Hengki menuturkan, dilakukan dalam rentang Juli hingga September lalu. Para tersangkanya melibatkan jaringan pengedar narkoba dari Malaysia. "Ada jaringan pengedar dari Malaysia yang menggunakan modus sama, terus kerja sama dengan kurir yang ada di negara kita."
Menurut Hengki, banyak distribusi narkoba saat ini yang menumpang jasa pengiriman paket atau ekspedisi. Setiap paket harus dibongkar atau dibuka untuk bisa mendeteksinya secara langsung apakah berisi narkoba.
Pada umumnya, Hengki menerangkan, sabu atau metamfetamin berbentuk kristal putih. Tapi sekarang terungkap pengedar narkoba juga ada yang menyelundupkan produk sabu cair.
M. FAIZ ZAKI | DESTY LUTHFIANI