Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) Damar Juniarto mengatakan ada tiga jenis pelanggaran data pribadi dalam praktiknya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Selama ini bicara data pribadi kita cenderung ngomong pelanggaran,” kata Damar dalam diskusi Populi Center, Kamis, 25 Maret 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelanggaran pertama adalah praktik jual beli data pribadi. Bentuk pelanggarannya berupa data broker, malware, phising, data breach.
Pelanggaran berikutnya adalah ancaman keselamatan diri warga. Bentuknya berupa doxing, imposter account, non-consentual intimate images (NCII). Kemudian manipulasi hak politik warga. Damar menjelaskan bentuknya bisa berupa manipulasi data dan imposter account.
Menurut Damar, intensitas serangan digital bermotif politik kepada kelompok kritis juga menunjukkan signifikansi angka cukup tinggi. Sehingga, wajar jika saat ini banyak orang menginginkan adanya perlindungan terhadap data.
Data, kata Damar, menjadi penting karena tiga sebab. Pertama data adalah kuasa informasi. “Semakin banyak data, semakin dapat menguasai informasi. Semakin mampu melakukan disinformasi,” kata dia.
Data juga merupakan minyak baru. Damar menjelaskan semakin banyak data yang bisa ditambang, semakin besar keuntungan yang didapat.
Terakhir, data adalah senjata. Damar menuturkan semakin banyak data yang dibagikan, seperti data pribadi, semakin rentan keberadaan seseorang.
FRISKI RIANA