Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

SAFEnet Sebut 3 Jenis Pelanggaran Data Pribadi

Pelanggaran data pribadi pertama ialah praktik jual beli data pribadi. Bentuk pelanggarannya berupa data broker, malware, phising, data breach.

25 Maret 2021 | 19.07 WIB

Perwakilan Aliansi SAFEnet saat akan memberikan kotak berisi surat teguran untuk Kemenkominfo Republik Indonesia pada aksi solidaritas di depan Kementerian Informatika dan Komunikasi di Jl Tanah Merdeka, Jakarta, Jumat, 23 Agustus 2019. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Perbesar
Perwakilan Aliansi SAFEnet saat akan memberikan kotak berisi surat teguran untuk Kemenkominfo Republik Indonesia pada aksi solidaritas di depan Kementerian Informatika dan Komunikasi di Jl Tanah Merdeka, Jakarta, Jumat, 23 Agustus 2019. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) Damar Juniarto mengatakan ada tiga jenis pelanggaran data pribadi dalam praktiknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Selama ini bicara data pribadi kita cenderung ngomong pelanggaran,” kata Damar dalam diskusi Populi Center, Kamis, 25 Maret 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pelanggaran pertama adalah praktik jual beli data pribadi. Bentuk pelanggarannya berupa data broker, malware, phising, data breach.

Pelanggaran berikutnya adalah ancaman keselamatan diri warga. Bentuknya berupa doxing, imposter account, non-consentual intimate images (NCII). Kemudian manipulasi hak politik warga. Damar menjelaskan bentuknya bisa berupa manipulasi data dan imposter account.

Menurut Damar, intensitas serangan digital bermotif politik kepada kelompok kritis juga menunjukkan signifikansi angka cukup tinggi. Sehingga, wajar jika saat ini banyak orang menginginkan adanya perlindungan terhadap data.

Data, kata Damar, menjadi penting karena tiga sebab. Pertama data adalah kuasa informasi. “Semakin banyak data, semakin dapat menguasai informasi. Semakin mampu melakukan disinformasi,” kata dia.

Data juga merupakan minyak baru. Damar menjelaskan semakin banyak data yang bisa ditambang, semakin besar keuntungan yang didapat.

Terakhir, data adalah senjata. Damar menuturkan semakin banyak data yang dibagikan, seperti data pribadi, semakin rentan keberadaan seseorang.

FRISKI RIANA

Friski Riana

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus