Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Sang Raja Dengan 15 Istri

Raja Dame Jona Sitohang, mengaku sebagai 'penginjil sidang jemaat Kristus', bermukim di Desa Taman Silau (Sum-ut) beristri 15 orang, ditahan polisi dengan tuduhan mempengaruhi wanita dengan ilmu mistik. (krim)

11 Oktober 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUATU hari Nursanti boru Situmorang, 16 tahun, bermimpi melihat seorang berambut panjang serta bersorban kuning. Lalu terngiang di kupingnya suara yang cukup jelas: "Carilah orang seperti itu. . . jadikanlah ia suamimu . . . karena ia adalah orang paling suci di dunia . . . " Peta di mana "suami idaman" tersebut dapat ditemukan juga terlampir dalam mimpi. Sehingga Nursanti mudah menjumpai orangnya, yang ternyata bernama Raja Dame Jona Sitohang, 45 tahun, bermukim di tempat terpencil di Desa Taman Silau (Kabupaten Deli Serdang - Sum-Ut). Kepada orang inilah, yang mengaku sebaai "penginjil Sidang Jemaat Kristus (SJK)-' Nursanti menyerahkan diri sebagai istri ke 12. Lain lagi cerita Rosmalina boru Nababan, 15 tahun, yang mengadu ke Kantor Kepolisian Deli Serdang: Tanpa maunya sendiri, katanya, ia dijadikan istri ke 15 oleh Raja Dame. Dari siswi SMP kelas III di Tarutung itulah polisi mulai mengungkapkan cerita si Raja Dame yang dituduh "mempengaruhi wanita dengan ilmu mistik untuk kepuasan seks". Perkaranya sudah dilimpahkan ke kejaksaan akhir bulan lalu. Peramal Lotere Raja Dame membuka padepokannya, yang merupakan tempat kebaktian SJK, di suatu tempat terpencil di Desa Taman Silau. Yaitu di sebuah gubuk yan~g terbuat dari tepas bambu, beratap rumbia dan berlantai tanah. Gubuk yang luasnya cuma 24 mÿFD tersebut dihuni sang Raja bersama 15 istri, delapan orang anak dari istri kelima, dua orang mertua dan enam orang lain yang terdiri dari saudara dan pembantu rumahtangga. Rumah tersebut tak berkamar. Raja Dame sendiri tidur di "lantai kedua" di sebuah sudut yang sengaja dibikin 1« m lebih tinggi dari lantai tanah tempat keluarganya tidur. Dari situlah ia memanggil salah seorang istrinya bila ia hendak tidur bersama. Sebuah gubuk lain dibangun di sebelah padepokan untuk tempat tinggal Idris Sianturi bersama istrinya. Idris adalah "wakil pendeta" yang memimpin kebaktian manakala Raja Dame tak ada di tempat. Sekarang pun, berhubung Raja Dame berada dalam tahanan, Idris lah yang memimpin upacara. Menurut Idris, SJK mempunyai jemaat sekitar 75 orang. Kecuali yang tinggal bersama Raja Dame, katanya, selebihnya berada di luar daerah. Siapa yang mengangkat Raja Dame sebagai pemimpin SJK tak diterangkan. Tapi riwayatnya sendiri cukup jelas. Misalnya, menurut penyelidikan polisi, Raja Dame berpendidikan SMEA di Tarutung (1960). Sebelumnya ia adalah anggota jemaat HKBP (Huria Kristen Batak Protestan). Lalu terkenal sebagai peramal lotere lintah darat, pernah masuk penjara karena terlibat cek kosong, berurusan dengan polisi karena tuduhan penipuan. Dan tiba-tiba saja, sekitar 1971, Raja Dame mengangkat diri menjadi pemimpin SJK. Menurut Idris Sianturi kepercayaan yang diajarkan Raja Dame berasal dari California (AS). Di padepokannya yang terpencil, dikelilingi pohon besar dan rindang di antara perbukitan, Raja Dame pernah ketamuan dua orang yang katanya berasal dari AS. Di salah satu sudut gubuknya polisi memang menemukan sejumlah buku asing. Misalnya Up from Slavery karangan Booker. Anggota SJK dibaptis Raja Dame di sungai yang mengalir tak jauh dari gubuknya. Kebaktian dilakukan setiap Minggu. Raja Dame memberi khotbah. Menurut Idris, yang diberitakan Raja Dame adalah ketuhanan dan aliran kepercayaan mereka yang tak mengenal larangan-larangan. Itulah sebabnya. Raja Dame bisa beristri belasan orang. Dan itu yang membuatnya kena perkara. Istri pertamanya Sumihar boru Damanik, 33 tahun, yang dikawininya pada 1960-an. Lalu empat orang adik Sumihar juga dikawininya. Kemudian yang lain-lain sampai berjumlah 15 orang. Tapi, kata Raja Dame kepada polisi, perkawinan yang janggal itu bukanlah kemauannya sendiri. Misalnya adik-adik istri pertamanya, katanya, diserahkan oleh orangtua mereka sendiri untuk diperistrinya. Bahkan Sitanggang, yang kelima anaknya diperistri Raja Dame, ikut tinggal bersama mereka. "Yah, secara portondion atau iman, saya tak dapat berbuat apa-apa," kata Sitanggang. Nursanti toh datang karena panggilan mimpi, begitu kata Raja Dame kepada polisi. Begitu juga akan halnya Rosmalina yang melaporkannya kepada polisi katanya, orang tua gadis itu sendiri yang datang dan menyerahkan anaknya. Kecuali Rosmalina, menurut polisi, yang lain memang tak ada yang keberatan diperistri Raja Dame. Mereka bahkan bekerja di ladang, menanam ubi, pisang, jagung dan padi, sebagai sumber hidup mereka -- sementara sang Raja sering kelihatan nongkrong di warung di pusat desa. Pernah, menurut sumber TEMPO, keluarga besar Raja Dame terpaksa menjarah tanaman di pekarangan tetangga desa karena tanaman mereka tak jadi. Namun begitu, "kalau bapaknya ditahan, saya bisa rindu," kata Rosinta istri ke lima, yang ternyata pernah tinggal di Amerika (1977). Ilmu apa gerangan yang dimiliki Raja Dame? Entahlah. Yang terang. seperti diakui Raja Dame sendiri, gadis-gadis atau orang tua mereka sendiri yang berdatangan berserah diri. Termasuk orang tua Sagina yang mempertunangkan anaknya, yang berumur tujuh tahun, kepada Raja Dame.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus