SUATU hari Nursanti boru Situmorang, 16 tahun, bermimpi melihat
seorang berambut panjang serta bersorban kuning. Lalu terngiang
di kupingnya suara yang cukup jelas: "Carilah orang seperti itu.
. . jadikanlah ia suamimu . . . karena ia adalah orang paling
suci di dunia . . . "
Peta di mana "suami idaman" tersebut dapat ditemukan juga
terlampir dalam mimpi. Sehingga Nursanti mudah menjumpai
orangnya, yang ternyata bernama Raja Dame Jona Sitohang, 45
tahun, bermukim di tempat terpencil di Desa Taman Silau
(Kabupaten Deli Serdang - Sum-Ut). Kepada orang inilah, yang
mengaku sebaai "penginjil Sidang Jemaat Kristus (SJK)-'
Nursanti menyerahkan diri sebagai istri ke 12.
Lain lagi cerita Rosmalina boru Nababan, 15 tahun, yang mengadu
ke Kantor Kepolisian Deli Serdang: Tanpa maunya sendiri,
katanya, ia dijadikan istri ke 15 oleh Raja Dame. Dari siswi SMP
kelas III di Tarutung itulah polisi mulai mengungkapkan cerita
si Raja Dame yang dituduh "mempengaruhi wanita dengan ilmu
mistik untuk kepuasan seks". Perkaranya sudah dilimpahkan ke
kejaksaan akhir bulan lalu.
Peramal Lotere
Raja Dame membuka padepokannya, yang merupakan tempat kebaktian
SJK, di suatu tempat terpencil di Desa Taman Silau. Yaitu di
sebuah gubuk yan~g terbuat dari tepas bambu, beratap rumbia
dan berlantai tanah. Gubuk yang luasnya cuma 24 mÿFD tersebut
dihuni sang Raja bersama 15 istri, delapan orang anak dari
istri kelima, dua orang mertua dan enam orang lain yang
terdiri dari saudara dan pembantu rumahtangga.
Rumah tersebut tak berkamar. Raja Dame sendiri tidur di "lantai
kedua" di sebuah sudut yang sengaja dibikin 1« m lebih tinggi
dari lantai tanah tempat keluarganya tidur. Dari situlah ia
memanggil salah seorang istrinya bila ia hendak tidur bersama.
Sebuah gubuk lain dibangun di sebelah padepokan untuk tempat
tinggal Idris Sianturi bersama istrinya. Idris adalah "wakil
pendeta" yang memimpin kebaktian manakala Raja Dame tak ada di
tempat. Sekarang pun, berhubung Raja Dame berada dalam tahanan,
Idris lah yang memimpin upacara.
Menurut Idris, SJK mempunyai jemaat sekitar 75 orang. Kecuali
yang tinggal bersama Raja Dame, katanya, selebihnya berada di
luar daerah. Siapa yang mengangkat Raja Dame sebagai pemimpin
SJK tak diterangkan. Tapi riwayatnya sendiri cukup jelas.
Misalnya, menurut penyelidikan polisi, Raja Dame berpendidikan
SMEA di Tarutung (1960).
Sebelumnya ia adalah anggota jemaat HKBP (Huria Kristen Batak
Protestan). Lalu terkenal sebagai peramal lotere lintah darat,
pernah masuk penjara karena terlibat cek kosong, berurusan
dengan polisi karena tuduhan penipuan. Dan tiba-tiba saja,
sekitar 1971, Raja Dame mengangkat diri menjadi pemimpin SJK.
Menurut Idris Sianturi kepercayaan yang diajarkan Raja Dame
berasal dari California (AS). Di padepokannya yang terpencil,
dikelilingi pohon besar dan rindang di antara perbukitan, Raja
Dame pernah ketamuan dua orang yang katanya berasal dari AS. Di
salah satu sudut gubuknya polisi memang menemukan sejumlah buku
asing. Misalnya Up from Slavery karangan Booker.
Anggota SJK dibaptis Raja Dame di sungai yang mengalir tak
jauh dari gubuknya. Kebaktian dilakukan setiap Minggu. Raja Dame
memberi khotbah. Menurut Idris, yang diberitakan Raja Dame
adalah ketuhanan dan aliran kepercayaan mereka yang tak mengenal
larangan-larangan. Itulah sebabnya. Raja Dame bisa beristri
belasan orang. Dan itu yang membuatnya kena perkara.
Istri pertamanya Sumihar boru Damanik, 33 tahun, yang
dikawininya pada 1960-an. Lalu empat orang adik Sumihar juga
dikawininya. Kemudian yang lain-lain sampai berjumlah 15 orang.
Tapi, kata Raja Dame kepada polisi, perkawinan yang janggal itu
bukanlah kemauannya sendiri.
Misalnya adik-adik istri pertamanya, katanya, diserahkan oleh
orangtua mereka sendiri untuk diperistrinya. Bahkan Sitanggang,
yang kelima anaknya diperistri Raja Dame, ikut tinggal bersama
mereka. "Yah, secara portondion atau iman, saya tak dapat
berbuat apa-apa," kata Sitanggang.
Nursanti toh datang karena panggilan mimpi, begitu kata Raja
Dame kepada polisi. Begitu juga akan halnya Rosmalina yang
melaporkannya kepada polisi katanya, orang tua gadis itu
sendiri yang datang dan menyerahkan anaknya.
Kecuali Rosmalina, menurut polisi, yang lain memang tak ada yang
keberatan diperistri Raja Dame. Mereka bahkan bekerja di ladang,
menanam ubi, pisang, jagung dan padi, sebagai sumber hidup
mereka -- sementara sang Raja sering kelihatan nongkrong di
warung di pusat desa. Pernah, menurut sumber TEMPO, keluarga
besar Raja Dame terpaksa menjarah tanaman di pekarangan tetangga
desa karena tanaman mereka tak jadi. Namun begitu, "kalau
bapaknya ditahan, saya bisa rindu," kata Rosinta istri ke lima,
yang ternyata pernah tinggal di Amerika (1977).
Ilmu apa gerangan yang dimiliki Raja Dame? Entahlah. Yang
terang. seperti diakui Raja Dame sendiri, gadis-gadis atau orang
tua mereka sendiri yang berdatangan berserah diri. Termasuk
orang tua Sagina yang mempertunangkan anaknya, yang berumur
tujuh tahun, kepada Raja Dame.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini