Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Toba Yang Naik Turun

Penduduk danau toba gelisah, air danau turun lebih dari 1 meter penurunan permukaan air disebabkan proses siklus alamiah, ada yang beranggapan bahwa hal tersebut disebabkan karena air disedot proyek asahan.(dh)

11 Oktober 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENDUDUK sekitar Danau Toba di Sumatera Utara gelisah. Permukaan air danau di dataran tinggi dalam kawasan pegunungan Bukit Barisan itu kini nampak mulai menurun lebih dari satu meter. Berbagai pihak berpendapat hal itu terjadi karena airnya disedot oleh Proyek Asahan. Hal itu jelas bisa dilihat pada bibir pantai yang makin lebar atau bekas jilatan air di tebing yang terjal. Tambak-tambak ikan mas penduduk mulai kekeringan, termasuk pusat pembibitan ikan milik Pemda di Ambarita, Kecamatan Simanindo di Pulau Samosir. Kapal-kapal pariwisata yang mengangkut turis ke museum alam Hutabolon di Simanindo juga sulit merapat ke dermaga. Para turis terpaksa berlompatan meniti jembatan darurat. Untuk menenteramkan penduduk, Camat Simanindo M.P. Situmorang mengumumkan: pendangkalan danau itu hanya bersifat sementara karena pengerukan dasar Sungai Asahan sedalam 8,25 meter. "Kalau proyek selesai, semua akan normal kembali," bunyi pengumuman tersebut. Sungai Asahan yang panjangnya 150 km memang bermata air di danau yang luasnya 1.100 km persegi itu. Proyek Asahan yang dimaksud camat tersebut meliputi dua proyek raksasa. Yaitu PLTA di Sigura-gura dan Tangga dan satu lagi peleburan aluminium di Kuala Tanjung -- sebagai pemakai utama listrik PLTA tersebut bila sudah selesai. Proyek itu dikerjakan sejak 4 tahun lalu dan diperkirakan rampung 1984. Siklus Alam Menurunnya permukaan air danau juga diakui para ahli. Tapi Ir. Tampubolon dari Perwakilan Proyek Otorita Asahan di Medan tak sependapat dengan Camat Simanindo. Menurut Tampubolon, penurunan permukaan air itu tak ada kaitannya dengan Sungai Asahan, "sebab air sungai itu belum dikutak-katik," katanya. Ia mengakui adanya pengorekan dasar sungai di sana-sini untuk memperbaiki alur hulu sungai, tapi hal itu katanya tidak mengganggu kelestarian alam. Kata Tampubolon, penurunan permukaan air itu karena proses siklus alamiah. Hal ini diperkuat oleh Soerono, Direktur PT Inalum (Indonesia Asahan Aluminium). Cerita Soerono: dalam penelitian ang dilakukan Nippon Koei, sebuah perusahaan Jepang, dari 1965 sampai 1972, memang didapat siklus itu. Setiap 10 tahun, permukaan air danau naik-turun antara 10 sampai 20 cm. Terutama karena musim kemarau seperti sekarang, penurunan permukaan air danau tahun ini sampai lebih dari 1 meter. Adanya siklus seperti itu juga diakui oleh R.H.P. Sidauruk, 60 tahun, pensiunan kolonel polisi pemilik museum alam Hutabolon. Bahkan puluhan tahun lalu Sidauruk pernah menyaksikan aek sonap (air meluap) hingga sawah-sawah tergenang. "Tapi selama itu tak pernah menyebabkan permukaan air turun sampai sekitar 1 meter seperti sekarang," tambahnya. Sidauruk kini juga repot karena tambak ikannya di Pulau Tao (sebuah pulau kecil di Toba) mulai kekeringan. Gubernur E.W.P. Tambunan sendiri tidak berani menebut penurunan permukaan air itu gara-gara siklus alam atau karena Proyek Asahan. "Sabar dulu, penyebabnya masih diselidiki," katanya. Akhir bulan lalu Gubernur berembuk dengan Dinas PU Sum-Ut dan PT Inalum membicarakan kasus yang bikin risau penduduk itu. Tapi belum diketahui hasilnya. Pihak Inalum sendiri nampaknya tidak mengkhawatirkan penurunan permukaan air danau itu. Sebab proyek Asahan sendiri justru punya rencana meninggikan permukaan air danau menjadi 905 meter dari permukaan laut « meter lebih tinggi dari ketinggian di musim penghujan. Dengan ketinggian itu turbin-turbin PLTA di Sigura-gura dan Tangga dapat berputar. Penduduk sekitar Danau Toba sampai sekarang malah sama sekali tidak tahu bahwa permukaan air danau akan naik sekitar setengah meter. Padahal dengan begitu areal persawahan serta tambak-tambak ikan mereka tentu bakal: tergenang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus